Begini Kondisi Terkini Rumah Tahfidz yang Dananya Diduga Dikorupsi Oknum Kabid SD Dinas Pendidikan
Rumah Tahfidz Kabupaten Musi Rawas berada satu kompleks dengan SDN 5 Muara Beliti tepatnya di sekitar Masjid Agung Mura Darussalam, Kecamatan Muara Beliti, Kabupaten Musi Rawas-Foto : Mukmin-Linggau Pos
Sebelum ditetapkan tersangka Netty Herawati yang dipanggil Pidsus sebelumnya jadi saksi pada pukul 10.00 WIB, namun setelah delapan jam pemeriksaan baik fisik dan kesehatannya oleh pihak JPU akhirnya sekira pukul 16.00 WIB dengan keluar menggunakan rompi merah yang bertulisan “Tahanan Kejari Lubuklinggau” langsung digiring oleh petugas Pidsus.
Dengan kepala menunduk malu, dan wajah ditutupi masker Netty langsung menuju mobil dinas Innova warna hitam langsung menuju Lapas Kelas IIA Lubuklinggau, untuk menjalani hukuman.
Saat dikonfirmasi KORANLINGGAUPOS.ID, Kamis 25 April 2024, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lubuklinggau, Riyadi Bayu Kristianto, SH didampingi Kasi Intel Wenharnol, SH dan Kasi Pidsus Acmad Ariansyah Akbar dalam press rilisnya menyampaikan ada 10 pertanyaan saat pemeriksaan saksi Netty lalu dengan itu
Netty ditetapkan tersangka surat Penetapan tersangka Nomor: 01 /L.6.11/Fd.1/04/2024 Tanggal 25 April 2024.
BACA JUGA:Dugaan Kasus Korupsi Rumah Tahfidz di Musi Rawas Masuk Tahap Penyidikan
Dikatakan Wenharnol bahwa tersangka Netty untuk kedepannya akan dilakukan penahanan selama 20 hari di Lapas Kelas IIA Lubuklinggau yang telah memenuhi syarat subjektip dan objektip sesuai pasal 21 KUHAP.
“Untuk sementara dalam hanya tersangka Netty, dalam kasus ini Netty sebagai Kabid SD dan PPTK dalam kegiatan ini,” jelas Wenharnol.
Pasal yang dikenakan Pasal 2 Ayat (1) Dan/atau Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tingak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman diatas 5 tahun sampai 20 tahun.
Seperti sebelumnya, kasus ini mencuat berasal dari laporan masyarakat dan pihak Kejari langsung cek lapangan dan memanggil saksi-saksi serta ditemukan ada kerugian Negara setelah dihitung oleh pihak BPKP.
“Untuk kasus ini yakni mark up makan minum dan piktif pembiayaan oleh oknum di Dinas Pendidikan Musi Rawas,” jelasnya.
Kasus ini merupakan dugaan pemberian makan dan minum rumah tahfidz tahun anggaran 2021 dan 2022. Dengan anggaran hampir Rp 1 milyar. Ada 28 orang yang diberikan fasilitas makan minum dalam satu tahun. Per harinya tiga kali, yang dugaan mark up dan fiktif pembiayaan oleh oknum di Disdik Mura.
Dijelaskannya, uang ratusan juta anggaran makan dan minum santri Tahfidz Qur’an di SD 05 Muara Beliti, yang penghapal Al Quran dan anak-anak yang tidak mampu proses penyediaan makan dan minum para santri (Tahfidz Qur’an pada Disdik ) Kabupaten Musi Rawas (Mura) dilaksanakan swakelola, tanpa melibatkan rekanan.
Adapun dasar penerimaan tersebut adalah Surat Keputusan Bupati Musi Rawas Nomor : 494/KPTS/DISDIK/2018 tanggal 27 Juli 2018 tentang Pemberitan Izin Pendirian Sekolah Dasar Negeri 5 Muara Beliti Plus Kabupaten Musi Rawas pada Keempat “Hal-hal yang belum diatur sehubungan dengan penyelenggaraan Operasional SDN 5 Muara Beliti Plus akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas”.