Cara Memilihkan Sekolah Anak Menurut Psikolog Irwan Tony
Psikolog Klinis Irwan Tony, M.Psi.-Foto : Dokumen pribadi -
BACA JUGA:Ribet Tes PNS? Sekolah Kedinasan Solusinya, Lulusannya Dijamin Jadi PNS! Buruan Daftar
"Misalkan apakah ada pengalaman atau track record sekolah itu ada pembelian misalnya, apa ada pengalaman yang tidak enak yang terjadi pada siswanya dan ini menjadi sebuah pertimbangan," terangnya.
Tambahnya, tapi yang jelas untuk PAUD/TK, apa sih target untuk TK itu untuk anak-anak usia dini itu.
Karena usia dini itu yang dibutuhkan suasana bermain kemudian melatih anak untuk sosialisasi, melatih anak untuk berbagi, jadi tidak terlalu banyak dibebankan untuk akademik.
"Tapi ketika anak SD, orang tua harus lihat lagi bagaimana lingkungannya, bagaimana fasilitasnya, bagaimana pendidikannya, bagaimana kapasitas kelas itu misalkan 1 kelas itu berapa sih jumlahnya. Nah, kita bisa menilai apakah ideal kah kalo sudah 40 lebih untuk menerima proses pembelajaran. Jadi disitu orang tua cerdas yang memilih sekolah itu harus betul-betul ditelaah, jangan sampai kita masuk-masukin aja tanpa pertimbangan," jelasnya.
Cara anak SMP/SMA membujuk orang tua supaya mereka masuk ke sekolah yang diimpikan?
"Kalo anak sudah punya keinginan dan bayangan, kita yakini bahwa mereka sudah mencari tau bagaimana kondisi sekolah itu dan seperti apa lingkungannya, atau pertimbangan yang lain. Misalkan ada temannya juga yang sekolah disitu, jadi dia juga mempunyai keinginan yang kuat untuk sekolah disitu. Nah, anak dapat yakinkan orang tua bahwa ketika dia masuk kesitu dia akan menjadi lebih baik, bisa jadi lebih berprestasi dengan berbagai pertimbangan-pertimbangan itu sampaikan ke orang tuanya," tegasnya.
Tapi tetap orang tua perlu mendengar cerita anak ini, makanya ketika fase ABG atau remaja itu anak perlu didengarkan.
Bukan langsung mengintervensi atau memutuskan, karena itu yang dapat membuat anak jadi marah atau kesal hingga akan bertindak yang aneh-aneh seperti meninggalkan rumah atau pergi.
Dimana, ciri khas anak-anak seperti itu sering berkelompok dan mereka sangat solid dengan teman-temannya. Nah, ketika orang tua bisa mengambil hati anak itu akan jauh lebih baik.
"Memang tugas kita sebagai orang tua adalah untuk mendengarkan anak kenapa dia memutuskan dengan pilihannya itu. Nah, kalo kita dapat informasi yang lain kita dapat mendiskusikannya dengan anak, diperlukan untuk didiskusikan melibatkan antara ibu, ayah, dan anak," pungkasnya.(*)