Ingatkan Masyarakat Disiplin Lakukan PHBS Cegah Penularan DBD

Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau Erwin Armeidi-Foto : Dokumen -Linggau Pos

BACA JUGA:Waspada DBD, Ini Tips dari Kepala Dinkes Kota Lubuklinggau

Sebagai contoh, penderita yang sembuh dari DBD akibat virus DENV-1 akan kebal terhadap virus tersebut.

Akan tetapi, jika penyintas virus DENV-1 tersebut terkena virus Dengue strain lain, misalnya DENV-3, risikonya mengalami gejala yang lebih parah akan lebih besar.

Virus Dengue disebarkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang biasanya aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari.

Nyamuk ini hidup di genangan air yang tenang dan dasarnya bersih, seperti genangan air di ban mobil, sampah plastik, atau tempat minum hewan.

BACA JUGA:Kasus DBD Meningkat, Project Penyebaran Nyamuk Wolbachia Diduga jadi Penyebabnya. Ini Penjelasan dari Kemenkes

Secara umum, fase DBD berbentuk seperti siklus pelana kuda, yang diawali dengan demam mendadak pada hari pertama hingga hari ke-3 fase penyakit ini.

Demam bisa mencapai suhu 39-40°C, yang sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas.

Demam dapat disertai dengan gejala lain, seperti Sakit kepala hebat. Nyeri di bagian belakang mata. Sakit otot dan sendi. Hilang nafsu makan. Lemas. Mual dan muntah. Timbul ruam kulit.

Selanjutnya, DBD akan berlanjut ke fase kritis, yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-6. Pada fase ini, demam turun tetapi gejala perdarahan, seperti mimisan atau muntah darah, mudah terjadi.

BACA JUGA:Hingga Maret 2024 Ada 62 Kasus DBD di Lubuklinggau

Trombosit yang menurun drastis juga bisa terjadi pada fase kritis ini.

Jika tidak tertangani dengan baik, penderita demam berdarah pada fase kritis bisa mengalami komplikasi berupa penumpukan cairan pada rongga dada atau perut, perdarahan hebat, hingga gagalnya aliran darah ke organ-organ vital (syok).

Jika tertangani dengan cepat dan tepat, penderita DBD akan sembuh dalam waktu 1-2 minggu. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan