Kasus Persetubuhan Anak di Lubuklinggau Meningkat, Simak Kiat Pencegahannya Menurut Ulama dan Psikolog

Ustadz Raji-Foto : Dokumen Linggau Pos-

LUBUKLINGGAU, LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Kasus persetubuhan anak di Kota Lubuklinggau meningkat. Tahun 2022 hanya sembilan kasus. Sementara dari Januari sampai November 2023 sudah terjadi 11 kasus.

Menanggapi hal ini, Ulama Kondang di Kota Lubuklinggau Ustadz Raji mengatakan langkah terbaik yang harus dilakukan orang tua maupun guru adalah dengan memberikan pendidikan seks sejak dini.

“Hal ini penting, agar seks tidak menjadi tabu untuk dibicarakan. Seks adalah fitrah manusia tidak bisa dihilangkan maka yang terbaik adalah memberikan pendidikan seks pada anak sejak dini agar anak mengerti bahwa seks itu bahaya jika dilakukan anak usia dini,” katanya kepada Linggau Pos, Selasa 21 November 2023. 

Resikonya, jika anak tidak diberikan pendidikan seks sejak dini maka anak akan mencari tahu sendiri. Dan bahayanya jika anak mendapatkan informasi yang salah. 

BACA JUGA:Waduh, Kasus Persetubuhan Anak di Lubuklinggau Meningkat, ini Pemicunya

“Bisa saja, mereka mengira seks itu menyenangkan padahal banyak sekali dampak buruknya, harus dipertanggungjawabkan setelah berbuat seks. Maka anak harus berhati-hati jangan sampai melakukan seks usia dini dampak buruknya disamping soal kesehatan juga dampak sosial dan dosa yang akan ditanggung pelakunya. Jika terjadi pernikahan dini akan berdampak terhadap kesehatan, dampak ekonomi. Dampak kesehatan bagi anak usia dini hamil dapat menyebabkan kematian. Sedangkan dampak ekonomi, karena menikah diusia belia tentu tidak siap secara ekonomi maka menambah warga miskin baru. Maka semakin banyak keluarga miskin baru,” paparnya.

“Jika melakukan seks diluar nikah beresiko kena penyakit kelamin. Apalagi jika melakukan seks berganti pasangan. Penyakit kelamin mulai dari raja singa hingga HIV/AIDS,” ucapnya.

Terpisah Psikolog RS dr Sobirin Irwan Toni mengatakan dampak secara psikologis anak yang dipaksa untuk melakukan seks usia dini bisa saja berujung pada terjadinya trauma berkepanjangan.

“Selain itu, anak juga bisa menjadi sosok yang rendah diri atau merasa tidak berharga karena dia sulit mengungkapkan hal yang dirasakannya akibat tertekan oleh paksaan. Dan juga ada perasaan malu kedepannya krn anak usianya masih sekolah mengejar cita citanya sedangkan dirinya harus mengurus anak dan suaminya,” katanya. 

BACA JUGA:Sudah Ditendang Anak Kandung, Oknum warga Lubuklinggau ini Masih Nekat Lakukan Asusila

Irwan Tony menyebut cara mencegah anak usia dini melakukan seks anak harus mengenal dan tahu terkait organ reproduksi ,menghindari pergaulan bebas,mengisi waktu aktivitas yg positif,mengembangkan kecerdasan emosi dan spiritual.

“Kalai sudah melakukan anak tetap dirangkul, berbicara dengan pasangannya, ketika diputuskan untuk menikah anak tersebut harus tetap disupport baik secara mental dan materi (ekonomi ) keluarganya,” sebutnya.

Irwan Tony menyarankan langkah mencegah seks bebas pertama selektif dalam berteman, kedua bersikap asertif, mengisi waktu luang denhan aktivitas yang posistif, keempat menjalankan peritah agama sesuai dengan keyakinannya, kelima no seks bebas.(sin)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan