PLN Masuk 10 Perusahaan Terbaik Asia Tenggara Versi Fortune dan Top 500 Global Company
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo-KORANLINGGAUPOS.ID-Foto : PLN UID S2JB
BACA JUGA:Energi Baru dan Terbarukan untuk IKN, Presiden Jokowi ini PLN Hub Layanan Digital di Jantung IKN
Ia mengucapkan terima kasih atas dedikasi capaian ini kepada seluruh insan PLN.
Tentu apa yang telah diberikan maximum effort, sehingga dapat mengubah proses bisnis dari yang serba manual menjadi terdigitalisasi.
"Dan pada akhirnya membuat PLN bisa mencapai titik ini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan,” tutur Darmawan.
Tercatat, PLN meraih pendapatan sebesar USD32,01 miliar dengan raihan laba PLN menjadi USD1,44 miliar.
PLN juga mencatatkan aset sebesar USD108,51 miliar dengan total serapan tenaga kerja mencapai 51.245 orang.
"Raihan positif ini tentu sejalan dengan visi PLN menjadi Top 500 Global Company. PLN berkomitmen penuh terus mendorong transformasi bisnis yang sejalan dengan mandat pemerintah untuk menghadirkan energi listrik yang andal dan hijau," ungkap Darmawan.
Pemimpin Redaksi Fortune Asia, Clay Chandler mengatakan, fokus Fortune pada kawasan ini muncul karena Asia Tenggara semakin penting dalam ekonomi global.
Hal ini diklaim berkat pergeseran rantai pasokan dan perkembangan pesat ekonomi kawasan tersebut.
BACA JUGA:Kunci Membaiknya Kinerja PLN 2023, Sukses Menambah Pelanggan Terbanyak dari Golongan Rumah Tangga
Fortune Southeast Asia 500 (500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Fortune) mencerminkan kawasan yang dinamis dan cepat berubah, kawasan yang ekonomi intinya tumbuh jauh lebih cepat daripada Eropa atau Amerika Serikat.
"Ini sebagian karena Asia Tenggara mengambil peran yang jauh lebih penting dalam ekonomi global, tidak terkecuali karena sejumlah perusahaan multinasional Global 500 telah mengalihkan lebih banyak rantai pasokan mereka ke negara-negara Asia Tenggara,” kata Clay Chandler.
Fortune Southest Asia 500 2024 mencatat, Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan, disusul Thailand dengan 107 perusahaan.
Malaysia, dengan 89 perusahaan dalam daftar tersebut, mengungguli Singapura dengan 84 perusahaan.