Hitung Luas Panen, BPS Gunakan Metode KSA

Kepala BPS Kabupaten Mura, Dedi Fahlevi-Foto : Istimewa-

LINGGAUPOS.BACAKORAN.CO - Produksi padi Kabupaten Musi Rawas (Mura) tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022. Produksi padi pada tahun 2022 sebanyak  100,01 ribu ton gabah kering giling (GKG) sedangkan tahun tahun 2023 sebanyak 103,85 ribu ton. 

Data tersebut berdasarkan rilis Badan Pusat Statitistik (BPS) Kabupaten Mura pertanggal 16 Oktober 2023. Kepala BPS Kabupaten Mura, Dedi Fahlevi melalui Staf Statistik Produksi Meta Firmansyah membenarkan bahwa BPS terlah merilsi produksi padi Kabupaten Mura tahun 2023. “Data tersebut terhitung dari Januari hingga September 2023,” katanya. 

Menurutnya rilis tersebut dikeluarkan oleh BPS Sumsel. Data produksi padi lengkap Provinsi Sumsel yang teridari 14 kabupaten/kota. Dikutif dari website BPKS Kabupaten Mura, produksi padi diperoleh dari hasil perkalian antara luas panen (bersih) dengan produktivitas.

 

BACA JUGA:Pembangunan BTS Desa Sidang Laya Terancam Batal

 

Luas panen tanaman padi di lahan sawah dikoreksi dengan besaran konversi galengan. Sementara itu, untuk luas panen tanaman padi di lahan bukan sawah, luas galengan dianggap tidak ada (tidak dikoreksi dengan besaran konversi galengan). 

Produksi beras diperoleh dari hasil konversi produksi padi menjadi beras dengan menggunakan angka konversi gabah ke beras dan mempertimbangkan proporsi gabah/beras yang susut/tercecer dan untuk penggunaan nonpangan. Produksi padi dan beras dihitung pada level kabupaten/kota.

Sejak 2018, BPS menggunakan metode Kerangka Sampling Area (KSA) untuk penghitungan luas panen padi. Luas panen padi dihitung berdasarkan pengamatan yang objektif (objective measurement) menggunakan metodologi KSA yang dikembangkan oleh BPPT dan BPS. Metodologi KSA telah mendapat pengakuan dari LIPI. 

Sampai saat ini, metodologi KSA menggunakan 25.511 sampel segmen lahan berbentuk bujur sangkar berukuran 300 m x 300 m (9 hektare) dengan lokasi yang tetap. Setiap bulan, masing-masing sampel segmen diamati secara visual di 9 (sembilan) titik dengan menggunakan HP berbasis android sehingga dapat diamati kondisi pertanaman di sampel segmen tersebut (persiapan lahan, fase vegetatif awal, fase vegetatif akhir, fase generatif, fase panen, potensi gagal panen, lahan pertanian ditanami selain padi, dan bukan lahan pertanian).

 

BACA JUGA:Terbukti Cabuli Anak Kandung, Pria ini Minta Keringanan pada Majelis Hakim

 

Hasil amatan kemudian difoto dan dikirimkan ke server pusat untuk diolah. Pengamatan yang dilakukan setiap bulan memungkinkan perkiraan potensi produksi beras untuk 3 bulan ke depan dapat disediakan, sehingga dapat digunakan sebagai basis perencanaan tata kelola beras yang lebih baik. Saat ini, total titik amatan Survei KSA dalam satu bulan mencapai 229.599 titik amatan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan