Soal Kasus Bunuh Diri di Musi Rawas, Ini Penjelasan Kemenag dan MUI

Reporter: APRI YADI |

Editor: RIENA FITRIANI MARIS |

Kamis , 03 Oct 2024 - 22:48

Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ponpren) Sumraini-Foto : Apriyadi-Linggau Pos

soal kasus bunuh diri di musi rawas, ini penjelasan kemenag dan mui                            koranlinggaupos.id - kasus bunuh diri oleh salah seorang santri di kecamatan megang sakti kabupaten musi rawas (mura), jadi perhatian pihak kementrian agama (kemenag) kabupaten mura dan ketua majelis ulama indonesia (mui) mura.
dibincangi koranlinggaupos.id kamis 3 oktober  2024 kepala kemenag kabupaten mura h m kholil azmi melalui kepala seksi (kasi) pendidikan diniyah dan pondok pesantren (ponpren) sumraini mengaku sangat terkejut adanya kasus ini.
setelah dikonfirmasi ke pimpinan ponpes tempat korban sekolah di kecamatan megang sakti, dijelaskan korban sudah satu bulan tidak masuk sekolah dengan alasan pulang kerumah.
“jadi kata pimpinan sekolahnya saat kami konfirmasi, korban bukan santrinya lagi,” ungkap sumraini.
baca juga:cegah bunuh diri di masyarakat ini langkah pj walikota lubuk linggau
baca juga:kasus bunuh diri di lubuklinggau meningkat, ini pemicunya
sebelum kejadian dijelaskan kepala ponpes ke mereka korban diantar lagi oleh orang tuanya ke ponpes, namun tidak memberitahukan dengan pihak guru-guru maupun pihak sekolah.
lalu korban tidak betah lagi sekolah disana memilih kembali pulang kerumahnya,  usai pulang itulah korban nekat bunuh diri.
namun memang benar korban tercatat di ponpes maka pihaknya akan langsung ke lokasi bersama unir permberdayaan perempuan dan perlindungan anak (upppa) kabupaten mura untuk melihat kondisi baik keluarga korban maupun di pesantren. 
“atas kasus ini diimbau kedepannya bagi orang tua khusunya di kabupaten mura, kalau memang anaknya tidak mau sekolah di ponpes jangan dipaksakan, karena pondok ini tempat mencari ilmu agama," imbaunya. 
baca juga:terdakwa kasus korupsi anggaran makan minum rumah tahfidz divonis ringan
baca juga:santri yang akhiri hidup di pasar megang sakti tulis surat untuk nadia
ditambahknnya kedepannya untuk anak-anak harus dibina lagi, agar jangan terulang lagi kasus yang sama. untuk anak-anak yang bunuh diri di kabupaten mura baru ini terjadi.
sedangkan menurut hukum islam bunuh diri ketua mui kabupaten mura kh imam asfaly berikan penjelasan.
ia menyampaikan dalam islam bunuh diri merupakan salah satu dosa besar.
namun tak jarang, orang-orang melakukan bunuh diri karena mengidap gangguan kesehatan mental seperti depresi. 
baca juga:alami keterbelakangan mental sejak ibunya meninggal, pria di lubuk linggau ini nekat bakar diri sendiri
baca juga:warga lubuk linggau ini nekat bakar diri dengan pertalite, begini kondisi tragisnya
bila seseorang bunuh diri karena depresi yang tak terkendali, bagaimana hukumnya dalam islam, bahwa secara umum, bunuh diri merupakan tindakan yang diharamkan dan tergolong sebagai dosa besar di dalam islam.
orang-orang yang melakukan bunuh diri akan diganjar dengan hukuman di neraka jahanam.
di jelaskannya di neraka, orang yang bunuh tersebut akan disiksa dengan alat atau cara yang dia gunakan untuk bunuh diri.
karena berdasarkan hadits riwayat al bukhari (6105) dan muslim (110), "barang siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, maka dia akan disiksa dengan benda tersebut di neraka jahanam,"
baca juga:tiga terdakwa kasus dugaan korupsi blud rsud muratara, dipindahkan ke lapas palembang
baca juga:lagi, pencurian kotak amal di lubuk linggau terekam cctv
“kalau dia cara gantung diri, maka ia akan dineraka akan digantung juga, kalau minum racun makan akn dihukum dengan minum racun berkali-kali, kalau dia terjun diatas gunung dengan sengaja atau lompat diatas gedung maka dineraka akan dilakukan dengan cara yang sama” tutur kh imam yang juga pemilik ponpes di kabupaten mura ini 
untuk penyebab bunuh diri, ada banyak faktor yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan tragis tersebut.seperti masalah finansial, kegagalan akademik, kehilangan pekerjaan, perundungan, atau putus cinta, hilang harapan, penyalahgunaan narkotika dan alkohol, hingga rasa putus asa karena mengidap penyakit kronis yang tak bisa diobati.
tak jarang, orang melakukan bunuh diri karena mengidap depresi yang berat dan tak bisa terkontrol.
“jadi ia menghimbau juga jangan mudah putus asa setiap ada masalah kalau bisa ajak keluarga, teman untuk curhat masalah yang dihadapinya, kalau ada masalah walaupun sebesar apapun pasti ada jalan keluarnya. karena bunuh diri bukan alasan untuk lepas dari masalah didunia, namun jadi masalah juga diakhirat nantinya”. tambahnya.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, JUMAT, 4 OKTOBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan