RS Siloam Silampari Lubuk Linggau Ajak Masyarakat Cegah Kanker yang Rentan Menyerang Wanita

Peserta menyimak pemaparan materi dari dr Esti Fitria Hatami, Sp.PA, Sabtu 19 Oktober 2024-Foto : Yezi Fadly/Linggau Pos-

Berdasarkan data penelitian, setiap 1 jam di Indonesia, 1 wanita meninggal dunia karena kanker leher rahim.

Ia memaparkan beberapa faktor risiko penyebab kanker serviks adalah ketika seorang wanita menikah atau sudah aktif melakukan aktivitas seksual di usia muda atau dibawah 20 tahun, ketika alat reproduksinya belum siap, maka sangat rentan mengalami kanker ini.

Kemudian jika wanita melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan dan wanita yang melahirkan banyak anak.

BACA JUGA:RS Siloam Silampari Adakan Diskusi Kesehatan, Edukasi Masyarakat Kenali dan Kendalikan Asma

BACA JUGA:RS Siloam Silampari Ajak Masyarakat Kenali Diabetes, Dampak, dan Cara Pencegahannya

Dokter Esti kemudian menjelaskan skema dan penampakan ilustrasi mulai dari kondisi rahim normal hingga rahim yang terkena kanker serviks, dan virus HPV kategori rendah dan kategori tinggi.

Gejala kanker serviks bisa dideteksi ketika terjadi menstruasi yang tidak teratur dan pendarahan di luar menstruasi, pendarahan dan nyeri saat melakukan hubungan seksual, nyeri pada bagian panggul,

perasaan tidak nyaman pada vagina dan keluar cairan berbau pada vagina.

Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan 2 jenis pemeriksaan pap smear, secara konvensional dan dengan metode liquid based preparation yang dapat mendeteksi DNA HPV.

BACA JUGA:Catat Jadwalnya ! RS SIloam SIlampari Akan Gelar Lagi Diskusi Kesehatan Bertema Diabetes.

BACA JUGA:Buka Bersama Rekanan Corporate, RS. Siloam Silampari Komitmen Beri Layanan dan Perawatan Terbaik Kepada Pasien

Pemeriksaan pap smear bisa dilakukan dengan mengunjungi dokter spesialis kebidanan kandungan.

Skrining kanker serviks bisa dilakukan secara berkala sejak usia 21 tahun atau sejak seorang wanita menikah (aktif secara seksual)

Ia mengatakan bahwa kanker serviks bisa dicegah dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, yang mengandung banyak vitamin C, A dan asam folat, tidak berganti-ganti pasangan seksual, melakukan deteksi dini dengan tes pap smear dan melakukan vaksinasi HPV.

Bagi pasien kanker serviks, tindakan pengobatan oleh dokter seperti kemoterapi, radio terapi, bedah atau kombinasi, dan dilakukan tergantung pada stadium yang diderita pasien.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan