RS Siloam Silampari Lubuk Linggau Edukasi Masyarakat Cegah Kanker yang Rentan Menyerang Wanita
Peserta menyimak pemaparan materi dari dr Esti Fitria Hatami, Sp.PA, Sabtu 19 Oktober 2024-Foto : Yezi Fadly/Linggau Pos-
Tumor atau benjolan payudara pada remaja, bisa merupakan tumor jinak seperti Fibroadenoma Mamae (FAM), yaitu tumor di payudara yang berkembang lambat dan tidak berbahaya, dan fibrokistik (FCD) yang mulanya jinak dapat menjadi tumor ganas.
Ia kemudian meminta peserta untuk mewaspadai jika ada benjolan di payudara.
"Sebaiknya jika ada benjolan tak wajar di tubuh, maka dibuang saja," pungkasnya.
Menurutnya, kanker payudara bisa dideteksi secara dini, dengan melakukan metode SADARI, SADANIS, dan pemeriksaan penunjang seperti MAMOGRAFI atau USG Payudara.
SADARI singkatan dari Periksa Payudara Sendiri, yang bisa dilakukan pada waktu terbaik pada 7 - 10 hari setelah hari pertama menstruasi, dan tetap periksa 1 bulan sekali meskipun sudah menopause.
SADANIS pemeriksaan payudara secara klinis oleh petugas kesehatan terdekat, seperti puskesmas atau rumah sakit.
Dan terakhir, pemeriksaan penunjang, melalui Mammografi, USG, Biopsi, Biopsi jarum halus (BAJAH) atau aspirasi jarum halus (FNAB).
Ia menghimbau peserta untuk sering melakukan deteksi dini dengan memeriksa payudara sendiri.
Direktur RS Siloam Silampari, dr. Susanti Abdiwidjaja, M.Biomed menambahkan, kanker payudara dan kanker serviks bisa terjadi pada segala usia, baik tua (usia menopause) ataupun sangat muda.
Jangka waktu dari proses awal hingga menjadi kanker bisa saja memakan waktu yang lama, tetapi alangkah baiknya jika setiap wanita melakukan deteksi dini.
Ia mengatakan bahwa kanker payudara pada wanita bisa terjadi ketika kadar hormon estrogennya tinggi.
Dokter Susanti berharap melalui diskusi ini, masyarakat akan semakin tahu dengan gejala-gejala tertentu dari kedua kanker tersebut, sehingga akan segera melakukan deteksi dini.
"Dan yang membuat harapan hidup hanya dengan deteksi dini," tuturnya.