6 Guru, Pengawas dan Kepsek di Muratara Raih Juara Jambore GTK Hebat 2024 Tingkat Sumsel
Guru, Pengawas dan Kepsek dari Kabupaten Muratara yang meraih Juara Jambore GTK Hebat 2024 Tingkat Sumsel foto bersama. -Foto: Dokumen-Disdik Muratara
“Dari jumlah tersebut yang tersaring sampai masuk 5 besar ada 6 orang. Tahap seleksinya memang panjang. Tahap pertama fortofolio dan video. Kedua, wawancara daring. Kemudian wawancara atasan, kedisdik, sekolah, masyarakat. Terakhir bagi yang sudah masuk 5 besar akan persentasi di depan juri (penilai). Bersyukurnya, 6 orang dari Muratara ini bisa dapat juara semua,” tutur bapak yang sebelumnya sudah 7 tahun mengabdi sebagai guru di SDN Embacang Lama kelas jauh ini.
BACA JUGA:Kemeriahan Hari Pahlawan di SDN 29 Lubuk Linggau
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Pembelajaran, SDN 24 Lubuk Linggau Bentuk Komunitas Belajar 'Kejora 24'
Bagaimana kiatnya bisa juara?
“Jadi sebelum Persentasi Final Jambore GTK Hebat 2024, saya bersama 5 orang tadi melakukan simulasi persentasi. Saat itu terlihat masih banyak kelemahan yang bisa jadi mudah dipatahkan dewan juri. Maka kami diskusi menyempurnakan karya yang belum sempurna. Ternyata apa yang kami bahas ulang bersama teman-teman itu benar-benar ditanyakan dewan juri dan peserta,” ungkapnya.
Atas prestasi yang dicapainya sebagai Juara 1 Kepala Sekolah SD Dedikatif, Koko akan dikirim ke nasional.
“Kalau tidak salah jelang puncak Hari Guru Nasional 25 November 2024 dilombakan lagi untuk dicari yang terbaik dari setiap provinsi,” jelasnya.
BACA JUGA:Ekskul Futsal SDN 56 Lubuk Linggau Kembangkan Minat dan Bakat Siswa
BACA JUGA:SDN 36 Lubuk Linggau Adakan Ganam Pijar Emas Cup, Ada Melukis Aksara Ulu
Lantas, apa inovasi yang dilakukan Koko sehingga ia bisa meraih Juara 1 Kepala Sekolah SD Dedikatif Tingkat Sumsel?
“Inovasi yang saya lakukan itu sangat sederhana. Di pedalaman itu, persoalannya kompleks. Khususnya masalah membaca. Karena latar belakang orang tua ekonomi kurang mendukung, kesadaran untuk pendidikan kurang, perhatian ke anak kurang, sehingga kualitas belajar anak-anak kurang terpenuhi. Karena ortu sibuk cari nafkah. Sehingga anak-anak belum bisa membaca dengan baik (membaca sampai dia bisa memahami),” ungkap Koko.
Berawal dari masalah itu, tahun 2022 Koko membuat program lalu mengundang kepala Disdik Muratara kick off berkomitmen pada guru-guru untuk memberantas buta baca di SDN Embacang Lama.
“Systemnya sangat sederhana dengan grading yakni pemetaan kompetensi kemampuan membaca dibagi 4. Mulai dari Grade A, B, C dan C. Untuk Grade A (Anak bisa baca sampai memahami bacaan). Paling rendah Grade D (anak hanya bisa mengenal huruf dan mengeja). Lalu kami kelompokkan murid SDN Embacang Lama dalam 4 grade tadi. Guru siaga di setiap grade memberikan bimbingan membaca. Caranya ada kegiatan bimbingan membaca 15 menit sebelum belajar dengan modul dan buku bacaan yang kami buat sendiri disesuaikan dengan kemampuan anaknya. Luar biasa, saat kami evaluasi 3 bulan pertama hasilnya cukup signifikan, anak yang tadinya tidak bisa baca bisa tuntas baca. Sehingga tak ada lagi PR. Dengan demikian anak lulus dari SDN Embacang Lama dan masuk SMP sudah dipastikan lancar membaca,” ungkapnya.