PPNI Lubuk Linggau: Pak Presiden, Tolong Tingkatkan Kesejahteraan Perawat
Ketua DPD PPNI Kota Lubuk Linggau H Jhon Feri, S.Kep,Ns, M.Kes. -Foto: Dokumen Pribadi-
KORANLINGGAUPOS.ID - Di luar gaji pokok, guru non-ASN atau guru honorer yang sudah lulus sertifikasi akan mendapatkan tunjangan sertifikasi sebesar Rp 2.000.000.
Kabar baik ini ternyata membuat kecemburuan dari para tenaga kesehatan, salah satunya tenaga perawat.
Mereka sangat berharap pemerintah adil. Tidak hanya guru, namun kesejahteraan mereka pun difikirkan.
"Kita juga mau kesejahteraannya ditingkatkan seperti guru. Iya guru mendidik anak-anak kita, tapi kita juga membantu merawat anak-anak kita yang sakit. Ya minimal disama ratakan lah. Kalau guru diperhatikan, Nakes juga diperhatikan," ungkap salah seorang perawat di Lubuk Linggau yang enggan disebutkan namanya ini saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Selasa 3 November 2024.
BACA JUGA:Oknum Perawat PPPK Asal Musi Rawas Dituntut Hukuman Ringan
BACA JUGA:Baru Jadi PPPK, Oknum Perawat asal Musi Rawas Disidang
Apa yang dirasakan sejawatnya ini, menurut Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Lubuk Linggau H Jhon Feri, S.Kep,Ns, M.Kes hal yang wajar.
"Dan kita dukung ketika mereka mempertanyakan kesejahteraan para Nakes, khususnya perawat. Karena kita juga sama mengharapkan peningkatan kesejahteraan itu dilakukan oleh pemerintah di semua lini, bukan hanya untuk satu profesi saja. Pemerintah tentunya juga harus mempertimbangkan juga terkait kesejahteraan Nakes," ungkapnya, kemarin.
Apalagi lanjut Feri, saat Covid-19 menyerang sudah terbukti justru Nakse lah yang menjadi garda terdepan.
Dan bisa dilihat berapa Nakes yang meninggal dunia karena harus merawat pasien Covid-19.
BACA JUGA:Oknum Perawat Musi Rawas yang Positif Narkoba Ternyata Lulus Seleksi PPPK
BACA JUGA:Oknum Perawat Digerebek Polisi Musi Rawas, Kasusnya Mencengangkan
Maka menurutnya, sudah sewajarnya jika Nakes pun menuntut kesejahteraannya juga diperhatikan oleh pemerintah.
"Dan selama ini itu belum dilakukan oleh pemerintah. Tidak ada sertifikasi atau tambahan insentif. Maka wajar jika mereka bersuara," tegasnya.