5 Cara Mudah Mengobati Luka Masa Kecil, Ustadz Bendri : Coba Buat Daftar Kebaikan-kebaikan Orang Tuamu
Ustadz Bendri-Foto: Dok. Istiqlal-
“Anak yang menaruh dendam tapi dia tak ingin menunjukkan secara langsung, biasanya dengan melakukan hal-hal yang tak disukai orang tuanya. Misal, Ayah Ibunya ingin dia jadi dokter. Lalu dia menunjukkan penolakan dengan sengaja membuat nilainya jelek. Padahal dia mampu. Ekspresi yang si anak pilih bukan secara langsung menjelekkan Ayah Ibunya, “ jelasnya.
Menurut Ustadz Bendri, anak menjadi pendendam biasanya terjadi ketika orang tua melakukan tiger parenting. Yang ditandai dengan menuntut anak sesuai kemampuan orang tua dengan pendekatan ancaman.
BACA JUGA:Hujan Petir Malam Hari Seluruh Wilayah Sumsel, 12 Oktober 2024 Perkiraan Cuaca BMKG Sumsel
BACA JUGA:Ada 3 Daerah di Sumsel Diperkirakan BMKG Bakal Hujan Petir Hari Ini hingga Malam Hari
Lalu bagaimana dengan orang dewasa yang mempunyai ‘luka hati’ masa kecil, dan sulit move on dari situasi itu. Sementara ia sangat ingin jadi orang tua yang memberikan contoh baik bagi anak-anaknya. Bagaimana mereka berbakti pada orang tuanya, sementara ia masih memiliki luka masa kecil yang sulit disembuhkan?
Ustadz Ustadz Bendri memberikan beberapa tips agar anak tetap bisa berbakti pada orang tua yang telah menorehkan luka di hatinya:
1. Dengan menerima apa yang terjadi pada dirinya sebagai takdir. Sebab kita tak pernah bisa memilih lahir sebagai anak siapa di bumi ini.
2. Berusaha mengeluarkan luka yang tersimpan dengan cara yang benar. Bisa dengan menangis bisa juga dengan menulis untuk mencurahkan pilihan dan mengeluarkan isi hati.
3. Dengan mirroring, dengan mengganti kondisi buruk yang kita alami dengan mengumpamakan hal baik. Contoh, real life yang kita hadapi ibu marah besar saat nilai kita merah. Dan mirroring yang kita lakukan, mengganti dengan ibu tetap menyemangati kita sekalipun nilai kita merah. Sehingga kita termotivasi untuk membuat ibu makin baik.
4. Dengan membuat list daftar kebaikan-kebaikan orang tua. Dengan demikian kita akan terus ingat kebaikan-kebaikannya dan melupakan hal-hal buruk yang kita alami.
BACA JUGA:Bocah Disambar Petir, Begini Kronologi Lengkapnya
Mulai dari Ibu yang 9 bulan menjaga kita dalam rahimnya. Ibu yang melahirkan kita. Ibu yang tengah malam rela bergadang menyusui kita. Ibu yang sabar membimbing kita berdiri. Ibu yang membersihkan kotoran kita. Ibu yang rela setiap pagi menyediakan sarapan sehat untuk kita. Ibu yang memasakkan air hangat untuk kita mandi. Ibu yang menangis saat melihat kita sakit. Ibu yang setiap hari mendoakan kita dalam sujudnya. Ibu yang berjuang untuk mencarikan kita sekolah terbaik. Ibu yang rela setiap hari mengantar jemput kita sekolah.
Maka, seberapa besar luka yang digoreskan orang tuamu? Hingga tak ada alasan bagimu untuk memaafkannya?
Orang tua mu berjuang jiwa dan raga dalam kehidupannya agar hidupmu jauh lebih baik darinya.