Gunakan Bibit Padi Phonix, Petani Desa Mataram Musi Rawas Berharap Dapatkan Hasil Panen yang Bagus
Budi seorang petani padi di Desa Mataram, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, 4 Januari 2025 -FOTO : Gilang Andika-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Pertumbuhan padi milik petani di Desa Mataram, Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas (Mura) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), saat ini sedang memasuki fase yang sangat krusial.
Jika sedang tidak beruntung, padi mereka hasil panennya bisa tidak bagus atau bahkan bisa gagal panen.
Namun kekhawatiran ini tak lagi mereka permasalahkan, sejak mereka memilih menggunakan bibit padi Phonix.
Setelah melalui proses penanaman, bibit padi kini mulai tumbuh subur dan menghijaukan sawah warga, salah satunya sawah milik petani padi, Budi.
BACA JUGA:Petani Desa L Sidoharjo Musi Rawas Mulai Proses Tanam Padi
BACA JUGA:Manfaatkan Lahan Usai Panen Padi dengan Menanam Sayuran
Saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 4 Januari 2025 Budi mengatakan, saat ini padi yang ia tanaman sedang memasuki masa pertumbuhan dengan menggunakan bibit phoenix dan berumur tujuh belas hari.
“Bibit phoenix dipilih, karena waktu masa tanam kemarin melihat petani lain menggunakan bibit phoenix, dan bagus hasil panennya serta terhindar dari hama wereng, sedangkan saya menggunakan bibit ciherang jumbo kurang bagus hasil padinya dan terkena hama wereng,” ungkap Budi.
Itulah mengapa, pada masa tanam kali ini lebih memilih menggunakan bibit phoenix di luas lahan satu bahu. Untuk bibit phoenix bisa dipanen pada usia 100 hari pada musim kemarau, sedangkan pada musim hujan baru bisa di panen umur padi 110 hari.
Hal ini dikarenakan, pada musim hujan padi lama keringnya karena masa tanamannya masih subur sampai umur 110, sedangkan pada musim kemarau padi cepat kering, sehingga cepat juga dalam proses panen.
BACA JUGA:Musim Panen Padi Menjadi Berkah untuk Buruh Tani, Dibayar dengan Padi, 7 Banding 1
BACA JUGA:Petani Desa Air Satan Musi Rawas Tanam Padi Serentak untuk Menghindari Gagal Panen
Ia menambahkan, bahwa pada masa kemarau dan masa hujan lebih bagus hasil panen saat masa kemarau, yang bisa mendapatkan 54 karung goni, sedangkan pada musim hujan sedikit mengalami penurunan sekitar 45 sampai 50 karung goni sekali panen.
Selesai panen dan dijemur, barulah masuk ke dalam proses pengillingan padi sampai menjadi beras, dan dijual ke tengkulak yang ada sekitar sini, dengan harga Rp 12.000 per kilogram.