Dari Limbah Kayu Tidak Terpakai, Tini Warga Wukirsari Musi Rawas Kembangkan Usaha Pembuatan Baglog
Terlihat susunan baglog milik Tini, warga Desa Wukirsari Kecamatan Tugumulyo, Musi Rawas -Foto : MUSLIMIN-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Memanfaatkan bahan limbah kayu yang tidak terpakai di lingkungan rumahnya, Tini warga Desa Wukirsari Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas, (Mura) berhasil kembangkan usaha pembuatan baglog.
Baglog sendiri merupakan media atau wadah untuk budidaya jamur tiram, selain itu baglog terbuat dari gabungan sekam padi halus dicampur dengan serbuk kayu, yang dibungkus dengan plastik.
Tini menjelaskan awal mula dirinya kembangkan usaha ini, dikarenakan melihat banyaknya limbah serbuk kayu yang tidak terpakai di desanya, sehingga ia berinisiatif untuk dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan dari limbah tersebut.
"Dari situ suami belajar membuat baglognya selama 1 bulan, setelah itu baru mencoba membuat baglog, nama nya baru belajar waktu itu hasil uji coba pertama itu gagal, namun saya bersama suami tidak menyerah dan terus berusaha lagi, setelah itu baru berhasil membuat baglognya. Untuk pertama saat uji coba kami membuat baglog itu sekitar 2.000 baglog," jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 18 Januari 2025.
BACA JUGA:Petani Musi Rawas Memanfaatkan Lahan Sawah, Dengan Menanam Kacang Panjang
BACA JUGA:Warga Desa E Wonokerto Memanfaatkan Lahan Sawah Menanam Sayuran Bayam
Selain menjual baglog ia dan suami juga membudidaya jamur tiram. Sehingga saat memproduksi baglog itu tidak perna dibawah 2000 baglog. Karena jika membuat di bawah itu mereka tidak bisa budidaya jamur tiramnya.
Untuk pembuatan baglog sendiri itu tidak terlalu susah, yang pertama itu kita memang harus siapkan medianya seperti serbuk kayu, dan sekam padi yang halus untuk nutrisinya serta kapur dolomit.
Ketiga bahan tersebut dicampur terlebih dahulu jangan lupa ditambahkan dengan air, lalu diamkan selama satu malam , setelah keesokkan harinya itu baru di masukan di dalam plastic, kemudian dilalukan pengepresan.
Setelah itu baru dilakukan proses pengukusan dengan menggunakan dandang yang besar dengan kapasitas sekali masuk baglog itu sebanyak 500 baglog.
BACA JUGA:Manfaatkan Lahan Usai Panen Padi dengan Menanam Sayuran
BACA JUGA:Manfaatkan Program KUR di BRI Lubuklinggau, Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Untuk waktu pengukusan sendiri itu harus lama, minimal 10 jam, jika pengukusannya terlalu cepat itu baglognya biasanya kurang bagus. Dikarena kayu itu kebanyakan mengandung jamur, jadi dengan proses pengukusan yang lama kandungan jamur di serbuk kayu tersebut menjadi netral.
Jangan sampai serbuk kayu tersebut masih ada kandungan jamurnya, setelah itu baru bisa dilakukan proses pendinginan kurang lebih sekitar satu hari satu malam, jika sudah dingin baru dimasukan bibit jamur tiramnya.