Kepala TNKS Ungkap Penyebab Terjadi Perubahan Prilaku Satwa Liar

Papan himbuan dilarang memberi makan satwa liar di Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau. -foto muhammad yasin/koranlinggaupos.id---
Namun demikian memang faktanya masih saja marakat memberi makan kepada satwa liar tersebut mungkin pengujung merasa terhibur melihat kelucuan monyet-moyet itu.
"Kami tidak mungkin mampu untuk mangawasi 24 jam. Untuk itu diperlukan peran semua pihak, pengujung, masyarakat, Pemerintah setempat lurah dan camat hendaknya ikut berperan karena ini tanggungjawab bersama," jelasnya.
BACA JUGA:Pedagang Ikan Hias di Desa Tegal Rejo Musi Rawas Keluhkan Sepi Pembeli, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Waspada Tertular si Raja Singa, Kenali Penyebabnya
Diakui Hendri sapaan akrabnya masih banyak masyarakat yang belum paham apa tujuan pihaknya melarang memberi makan satwa liar.
"Intinya tujuan kita biarkanlah satwa liar itu hidup sebagaimana mestinya mencari makan sendiri bukan diberi," ucpanya.
Hendri menegaskan turunnya satwa liar ke perkampungan bukan karena tidak ada lagi makanan di dalam hutan.
Hal itu dibuktikan pihaknya sudah ngecek ke dalam hutan Bukit Sulap masih banyak makan monyet itu.
BACA JUGA:10 Penyebab Ibu Sebaiknya Lahiran Sesar, dr Indra Tarigan, Sp.OG : Salah Satunya Karena Bayi Besar
"Kami sudah ngecek ke dalam hutan makanan banyak namun karena satwa liar itu terbiasa di kasih makan jadi malas mengambil makanan di habitat mereka," jelasnya.
Kondisi ini juga diperparah di sekitar Bukit Sulap banyak sampah. Sampah ini juga menjadi suber makanan moyet. "Objek wisata banyak sampah, bagaimana orang mau berkunjung," sebutnya.
Lebih lanjut Hendri menjelaskan bahwa tugas TNKS di dalam hutan kalau keluar kawasan sebenarnya bukan lagi tugas TNKS.
Untuk itu ia mengajak kepedulian semua pihak untuk mencarikan solusi permasalahan ini.