Kepala TNKS Ungkap Penyebab Terjadi Perubahan Prilaku Satwa Liar

Reporter: MUHAMMAD YASIN |

Editor: MUHAMMAD YASIN |

Rabu , 29 Jan 2025 - 22:58

Papan himbuan dilarang memberi makan satwa liar di Bukit Sulap Kota Lubuk Linggau. -foto muhammad yasin/koranlinggaupos.id---

kepala tnks ungkap penyebab terjadi perubahan prilaku satwa liar                              koranlinggaupos.id - saat ini telah terjadi perubahan perilaku satwa liar khususnya monyet yang ada di bukit sulap kota lubuk linggau.
perubahan perilaku tersebut disebabkan pengunjung objek wisata bukti sulap  memberikan makan.
hal tersebut kata kepala balai besar taman nasional kerinci seblat (tnks) seksi ptn wilayah v, hendrimon syadri kepada koranlinggaupo.id, rabu 29 januari 2025.
menurutnya dengan terjadi perubahan perilaku satwa liar menjadi terbiasa diberi makan. akibatnya mereka tidak takut lagi dengan manusia ketika melihat manusia mereka didekati untuk meminta makan.
baca juga:suami di palembang tega bacok istri dengan samurai, ini penyebabnya
baca juga:angka kemiskinan di musi rawas turun 0.69 persen, ini penyebabnya
"dulu monyet ketika melihat manusia takut dan langsung menjauh karena mang seperti itu sifat satwa liar," jelasnya.  
hal ini menjadi masalah ketika tidak ada pengujung yang memberi makan sehingga mereka masuk ke perkampungan warga yang berdekatan dengan bukit sulap. 
satwa liar itu masuk ke dapur rumah warga sekitar bukit sulap dan mengambil makanan.
masyarkat di sekitar bukit sulap merasa rasah  terganggu oleh prila satwa liar tersebut sehingga mereka datang ke kantor tnks melaporkan kondisi tersebut.  
baca juga:efek mengkonsumsi makanan mengandung formalin jangka panjang penyebab kanker
baca juga:waduh! 24 peserta seleksi pppk 2024 batal lulus, ini penyebabnya 
untuk itulah pihaknya mengedukasi masyarakat atau pengujung dengan memasang papan himbauan dilarang memberi makan kepada satwa liar.
namun faktanya di lapangan masih terjadi masih banyak pengunjung yang datang memberi makan kepada monyet yang sering turun ke kaki bukit sulap.
namun demikian memang faktanya masih saja marakat memberi makan kepada satwa liar tersebut mungkin pengujung merasa terhibur melihat kelucuan monyet-moyet itu. 
"kami tidak mungkin mampu untuk mangawasi 24 jam. untuk itu diperlukan peran semua pihak, pengujung, masyarakat, pemerintah setempat lurah dan camat hendaknya ikut berperan karena ini tanggungjawab bersama," jelasnya. 
baca juga:pedagang ikan hias di desa tegal rejo musi rawas keluhkan sepi pembeli, ini penyebabnya
baca juga:waspada tertular si raja singa, kenali penyebabnya
diakui hendri sapaan akrabnya masih banyak masyarakat yang belum paham apa tujuan pihaknya melarang memberi makan satwa liar. 
"intinya tujuan kita biarkanlah satwa liar itu hidup sebagaimana mestinya mencari makan sendiri bukan diberi," ucpanya.
hendri menegaskan  turunnya satwa liar ke perkampungan bukan karena tidak ada lagi makanan di dalam hutan. 
hal itu dibuktikan pihaknya sudah ngecek ke dalam hutan bukit sulap masih banyak makan monyet itu.  
baca juga:10 penyebab ibu sebaiknya lahiran sesar, dr indra tarigan, sp.og : salah satunya karena bayi besar
baca juga:warga tak sabar ingin lihat taman kurma pasca direvitalisasi tapi tak kunjung dibuka, ini penyebabnya
"kami sudah ngecek ke dalam hutan makanan banyak namun karena satwa liar itu terbiasa di kasih makan jadi malas mengambil makanan di habitat mereka," jelasnya. 
kondisi ini juga diperparah di sekitar bukit sulap banyak sampah. sampah ini juga menjadi suber makanan moyet. "objek wisata banyak sampah, bagaimana orang mau berkunjung," sebutnya.
lebih lanjut hendri menjelaskan bahwa tugas tnks di dalam hutan kalau keluar kawasan sebenarnya bukan lagi tugas tnks.
untuk itu ia mengajak kepedulian semua pihak untuk mencarikan solusi permasalahan ini.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, KAMIS, 30 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan