Menyambut Ramadan Ala Gus Baha, Begini Caranya

Menyambut Ramadan Ala Gus Baha, Begini Caranya-Tangkap Layar -
BACA JUGA:Cara Menggapai Lailatul Qadar Menurut Gus Baha
Salah satu tujuan utama dari tradisi ini adalah mendidik dan menjelaskan hukum syariat kepada santri dan masyarakat luas.
Dengan adanya kajian fiqih, tafsir, dan akhlak, masyarakat bisa lebih memahami niat puasa, syarat sah puasa, serta hal-hal yang membatalkan puasa.
Gus Baha juga mengutip ijazah dari KH Maimoen Zubair dan ayahnya, yang menekankan pentingnya mengikuti jejak orang-orang saleh dalam beribadah. Hal ini sesuai dengan ayat dalam Surah Al-Fatihah:
"Ihdinas shiratal mustaqim, shiratal ladzina an‘amta ‘alaihim, ghairil maghdubi ‘alaihim wa lad dhallin.”
BACA JUGA:Menpan RB : Jam Kerja Ramadan dan Penerapannya, Ini Masuk Kategori WFA/FWA
Ayat ini menunjukkan bahwa jalan yang lurus adalah jalan yang telah ditempuh oleh orang-orang yang mendapat nikmat dari Allah, yaitu para nabi, ulama, dan orang-orang saleh.
Oleh karena itu, umat Islam harus belajar dari mereka, baik dalam persiapan menyambut Ramadan maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
"Kita tidak bisa shaleh tanpa meniru orang terdahulu. Kita tidak bisa baik tanpa meniru orang terdahulu," tandas Gus Baha.
Untuk mengamalkan ajaran ini, Gus Baha biasanya meliburkan beberapa kegiatan rutin di luar pesantren menjelang Ramadan.
BACA JUGA:Langsung ke Rumah Ibadah, PLN Beri Diskon 50 % Tambah Daya Sambut Ramadan
Ia memilih fokus mengaji di pesantren dan mendampingi santri dalam khataman Al-Qur’an.
Menurutnya, mengaji bukan sekadar membaca kitab, tetapi juga memahami cara pandang ulama terdahulu mengenai ibadah di bulan Ramadan.
Dengan demikian, umat Islam bisa lebih siap menjalani bulan suci dengan ilmu yang benar dan amalan yang lebih sempurna.
Menyambut Ramadan dengan meningkatkan ilmu agama dan memperbanyak mengaji adalah cara yang diajarkan oleh para ulama.