PPL Minta Petani Rutin Lakukan Monitoring Hama Tanaman Jagung

Petugas PPL Desa Air Lesing saat menunjukan adanya serangan hama ulat grayak fungiperda(UGF) di Kelompok Tani Karya Makmur Desa Air Lesing - Foto : Dok. PPL Desa Air Lesing -

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID  – Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Air Lesing  bersama dengan Petugas Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas kembali lakukan kegiatan Monitoring terhadap tanaman Jagung.

PPL Desa Air Lesing Hendra Surawijaya, SP menyatakan kegiatan monitoring yang  dilakukan ini merupakan kegiatan yang dikerjakan secara berkala dengan tujuan untuk meninjau  tanaman agar mengetahui kondisi tanaman.

Selanjutnya pihaknya akan mengidentifikasi permasalahan tanaman seperti hama, rumput dan yang lainnya. "Kegiatan monitoring juga tidak selesai sampai saat ini saja namun terus akan berlanjut, sampai para petani ini panen,' jelasnya kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 1 Maret 2025.

Pada monitoring kali ini pihaknya melakukannya di Kelompok Tani Karya Makmur  Desa Air Lesing Kecamatan Muara Beliti, dengan luas lahan sekitar 0,75 hektar. Bibit yang digunakan di kelompok ini itu bibit jagung jenis Pertiwi.

 

Setelah dilakukan monitoring secara menyeluruh pada tanaman jagung di Kelompok Tani Karya Makmur  Desa Air Lesing ini ditemukan adanya serangan hama ulat grayak fungi perda (UGF) dengan luas serangan sekitar 2 persen dari lahan. 

Ulat grayak frugiperda sendiri menyerang pucuk daun mudah jagung dengan cara mengoroknya, serangan berat pada tanaman jagung yang masih mudah dapat menyebabkan kematian. Namun jika tanaman jagung telah berumur lebih dari 40 hari.

“Pucuk tanaman jagung yang telah di makan oleh hama tersebut, masih mampu tumbuh kembali setelah ulat grayak fungi perda dikendalikan,” jelasnya.

Tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat serangan ulat grayak pada tanaman jagung diantara, melakukan monitoring serangan hama tersebut secara rutin. Kemudian monitoring dapat dilakukan dengan mengamati gejala serangan serangan, kelompok telur, larva maupun imago, selain itu pengendalian lebih efektif dilakukan jika lebih dini.

 

Melakukan pengambilan kelompok telur dan larva kemudian memusnahkannya, kemudian agen hayati potensial seperti metarhizium, beauveria.

Kemudian melakukan pola penanaman jagung secara serentak, dapat menekan perkembangan hama ulat grayak. 

Pada tingkat serangan tinggi maka dapat dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan menggunakan insektisida secara bijaksana. Aplikasi insektisida dilakukan pada pucuk tanaman jagung.

Dengan memberikan pemahaman terhadap para petani tentang cara mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman jagung milik mereka, diharapkan mereka bisa mengaplikasikannya dengan baik dan benar.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan