Meski Tergerus Zaman Sukirno Tetap Semangat Menjalankan Pekerjaan Pengayun Pedal Becak

Sukirno Warga Kelurahan B Srikaton, saat menunggu penumpang di Pasar B Srikaton Kecamatan Tugumulyo -Foto : MUSLIMIN-
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID – Di Tengah deretan rutinitas dan aktivitas masyarakat yang sudah modern pada umumnya dengan menggunakan alat transportasi seperti kendaraan roda empat dan roda dua, ternyata masih ada sebagian masyarakat di Kecamatan Tugumulyo yang menggantungkan penghasilannya sebagai tukang becak.
Terlihat salah seorang dari tukang becak yang sudah berusia lanjut dengan semangat dirinya mengayuh pedal becak miliknya untuk menunggu penumpang di Pasar Tradisional B Srikaton Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas.
Ia adalah Sukirno Warga Kelurahan B Srikaton dengan usia yang tidak lagi muda dirinya tetap semangat mengayuh becaknya,hingga tak sempat lagi untuk mengeluh. Bahkan tak peduli dengan sengatan sinar matahari maupun hujan dirinya tetap semangat untuk mencari nafkah dengan menjadi tukang becak.
Saat diwawancarai dirinya mengaku sudah puluhan tahun dirinya berprofesi menjadi tukang becak, sebelum dirinya menjadi tukang becak dirinya itu menjadi penyadap karet, setelah berhenti dirinya beralih baru menjadi tukang becak.
Waktu itu banyak yang becak di Kecamatan Tugumulyo ini, selain itu penumpangnya juga sangat banyak, jadi setiap warga yang kepasar ini biasanya selalu menggunakan becak, karena waktu itu motor dan mobil itu masih sedikit.
Yang memiliki motor dan mobil itu hanya orang-orang yang kaya saja, dan juga belum ada tukang ojek, kalau saat ini sudah banyak sekali tukang ojek, bahkan mereka juga mengeluh akan sepinya penumpang. Karena saat ini warga banyak menggunakan kendaraan sendiri untuk keluar rumah atau ke pasar.
"Saat ini yang menjadi tukang becak itu hanya tinggal sedikit paling di bawah sepuluh orang saja, itupun juga jarang mangkal lagi di pasar B Srikaton ini, karena mereka sudah banyak yang telah beralih ke pekerjaan lainnya seperti tukang bangunan, petani," katanya Kepada KORANLINGGAUPOS.ID, Sabtu 15 Maret 2025.
Dirinya sendiri setiap harinya sudah berada di pasar itu sekitar pukul 08.00 Wib sampai sore, untuk penghasilan sendiri itu kalau lagi ramainya bisa mendapat sekitar Rp 70.000 ribu, perna juga tidak dapat penumpang.
Paling yang naik becak itu mereka membeli barang dengan jumlah yang banyak, selain itu untuk rutenya sendiri itu paling jauh itu dari pasar B Srikaton ke Desa D Tegal Rejo, kemudian ke Desa C Nawangsasi dan ke Desa Mataram.
Saat ditanyakan apakah sudah mendapat bantuan dari Pemerinta dirinya menyatakan belum mendapatkan bantuan apapun dari Pemerintah, kalau diusulkan itu sudah sering namun sampai saat ini belum ada yang dapat, jelasnya.
Sebenarnya kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah, karena untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari ini kami hanya mengandalkan dari membecak saja, jika lagi banyak penumpang ada hasilnya, namun jika lagi sepi itu tinggal bersabar saja, mungkin besok ada rejekinya. (*)