Renungan Awal Tahun 2024, Hakikat Rejeki Utamakan Kualitas atau Kuantitas?
Ada yang bekerja dengan biasa-biasa saja, bisa menjalankan ibadah dengan tenang, namun rezeki yang didapatnya terus mengalir dan berlipat ganda.-FOTO : UIN SUNAN GUNUNG JATI / -KEMENAG.GO.ID
BACA JUGA:6 Fakta Mengejutkan Dibalik Penemuan Mayat di Sungai Rawas Muratara
Harta adalah washilah (lantaran) saja untuk kita bisa beribadah dengan tenang kepada Allah.
Karena perlu dicatat dan diingat bahwa tugas utama kita hidup di dunia ini adalah memang untuk beribadah menyembah Allah SWT sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56: yang artinya “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
Syukur ini akan membawa kita tenang dalam menghadapi kerasnya kehidupan dunia.
Walau sedikit harta yang dimiliki, jika kita bersyukur, kita akan hidup dengan tenang bersama keluarga.
BACA JUGA:Penangkaran Kera PT Simians Medica Belum Ada Izin
Sebaliknya, biar pun bergelimang harta, tapi rasa syukur tak ada, maka kegersangan hidup dan ketidaknyamanan akan selalu terasa dalam langkah kehidupan kita.
Syukur akan membuahkan hasil yang manis karena dengan bersyukur Allah akan menambahkan nikmat yang telah diberikan kepada kita.
Allah berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 7 yang artinya,” Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan kalian memaklumatkan, “Sesungguh¬nya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian; dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Banyak di zaman sekarang ini orang yang hanya memikirkan jumlah gaji pekerjaan yang ia lakukan.
BACA JUGA:Catat 10 Jenis Makanan Mengandung Omega 3
Jika kita renungkan sebenarnya gaji atau pendapatan itu tidak ada apa-apanya dibanding gaji yang telah diberikan Allah kepada kita semua.
Logika matematis dalam menyikapi harta ini lambat laun akan melupakan esensi dari status harta itu sendiri.
Perlu kita sadari bahwa harta hanya titipan dari Allah yang suatu waktu akan hilang dari kita dan diambil oleh yang paling berhak memilikinya.
Kesadaran bahwa harta hanya sebuah titipan ini akan memunculkan sikap senang berbagi, bersedekah dan berzakat.