Ternyata ini Sejarah Awal Terbentuknya Kabupaten Musi Rawas
Kabupaten Musi Rawas termasuk dalam wilayah keresidenan Palembang (1825-1966).-FOTO: DOKUMEN-DISKOMINFO MURA
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Awalnya Kabupaten Musi Rawas termasuk dalam wilayah keresidenan Palembang (1825-1966).
Hal ini diawali oleh jatuhnya Kesultanan Palembang dan perlawanan Benteng Jati serta Enam Pasirah dari Pasemah Lebar ke tangan pemerintah Belanda.
Sejak Saat itu Belanda mengadakan ekspansi dan penyusunan pemerintahan terhadap daerah ulu Palembang yang berhasil dikuasainya.
Di mana pada saat itu sistem yang dipakai adalah Dekonsentrasi.
BACA JUGA:Melepas Penat ke Umbulan Tanaka Waterfal
Kemudian Keresidenan Palembang dibagi atas wilayah binaan (Afdeling), yaitu Afdeling BanguAsin en Kubustreken ibu kotanya Palembang, Afdeling Palembangsche Beneden Landen ibukotanya Baturaja, Afdeling Palembangsche Boven Landen ibukotanya Lahat.
Afdeling Palembangsche Boven Landen dibagi dalam beberapa Onder Afdeling (Oafd) antara lain, Oafd Lematang Ulu ibu kotanya Lahat, Oafd Tanah Pasemah ibu kotanya Bandar, Oafd Lematang Ilir ibu kotanya Muara Enim, Oafd Tebing Tinggi Empat Lawang ibu kotanya Tebing Tinggi, Oafd Musi Ulu ibu kotanya Muara Beliti, Oafd Rawas ibu kotanya Surulangun Rawas.
Yang mana pada setiap Afdeling dikepalai oleh Asistent Residen yang membawahi Onder Afdeling yang dikepalai Controleur (Kontrolir). Setiap Onder Afdeling juga membawahi Onder Distric dengan Demang sebagai pimpinannya.
Sementara itu, Musi Rawas berada pada Afdeling Palembangsche Boven Landen. Pada Tahun 1907, Onder Distric Muara Beliti dan Muara Kelingi diintegrasikan kedalam satu Onder Afdeling yakni Onder Afdeling Musi Ulu. Tahun 1933, jaringan kereta api Palembang Lahat Lubuk Linggau (dibuat antara tahun 1928-1933) dibuka pemerintah Belanda. Hal ini menyebabkan dipindahkan Ibu Kota Oafd Musi Ulu, Muara Beliti ke Lubuk Linggau, yang menjadi cikal bakal ibukota Kabupaten Musi Rawas.
BACA JUGA:Tips Ampuh Untuk Meredakan Peradangan Sendi Menggunakan Lengkuas!
Pada tanggal 17 Februari 1942, kota Lubuk Linggau diduduki Jepang dan Kepala Oafd Musi Ulu Controleur De Mey serta Aspirant Controleur Ten Kate menyerahkan jabatannya kepada Jepang pada tanggal 20 April 1943.
Jepang mengadakan perubahan instansi dan jabatan ke dalam bahasa Jepang. Perubahan inilah yang menjadi titik tolak Hari Jadi Kabupaten Musi Rawas.
Adapun perubahan nama tersebut antara lain, Onder Afdeling Musi Ulu diganti dengan Nama Musi Kami Gun dipimpin Gunce (Guntuyo), sedangkan Oafd Rawas diganti menjadi Rawas Gun.
Kabupaten Musi Rawas kaya akan keseniannya, antara lain tari sambut silampari, tari turak, tari piring gelas, tari pisau, tari kain, gitar tunggal, senjang, kuntaw, sendratari, berejung, theater dan cerita rakyat, tari japin berasan pendek, tari kreasi rentak darussalam, tari kreasi jambu merah.