Menyelami Makna Tsumma Ja'alnahu: Langkah Demi Langkah Penciptaan Manusia
Menyelami Makna Tsumma Ja'alnahu Langkah Demi Langkah Penciptaan Manusia (Foto tidak Berhubungan dengan Artikel)--Tangkapan Layar
Adapun bahwa kata insan berasal dari akar kata uns yang berarti jinak, harmonis dan tampak.
Istilah ini dinilai lebih tepat dibandingkan dengan kata insan yang berasal dari akar kata nasiya (lupa) atau nasa-yanusu (berguncang).
BACA JUGA:Menggapai Kebahagiaan Abadi melalui Firman Allah
BACA JUGA:Surat Yasin Ayat 79 : Allah Mampu Menghidupkan Tulang yang Hancur dan Hari Kebangkitan Itu Nyata
Manusia dianugerahi berbagai keistimewaan oleh Allah SWT, bahkan begitu mulianya kedudukan manusia hingga disebutkan dua kali dalam wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW.
Dari sudut pandang linguistik, kata إنسان (insan) menurut Ibn Mandzhur memiliki tiga akar kata: أَنَسَ (anasa), أَنَّسَ (annasa), dan نَسِيَ (nasiya).
Kata أَنَسَ (anasa) mencakup makna أَبْصَرَ (abshara melihat dan berpikir), عَلِمَ (‘alima mengetahui), dan إِسْتَاذَنَ (istadzana meminta izin).
Melalui kemampuan melihat dan berpikir, manusia dapat mengambil hikmah dari pengamatan mereka.
BACA JUGA:Menyelami Samudra Makna: Kalam Allah sebagai Lentera Kedamaian
BACA JUGA:Surat Yasin Ayat 74 : Jalan Menuju Pertolongan Sejati Melalui Mengesakan Allah
Dengan ilmu, mereka mampu membedakan antara yang benar dan yang salah.
Sementara itu, makna meminta izin mencerminkan sifat manusia sebagai makhluk beradab yang menghargai hak dan kepemilikan orang lain.
Melalui kajian etimologis, istilah al-Insan dapat dimaknai sebagai makhluk yang memiliki kemampuan berpikir, berpengetahuan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan.
Hakikat manusia dikaruniai daya nalar dan kecerdasan yang memungkinkan mereka belajar dari pengalaman dan pengamatan, sehingga mampu berkembang dan maju dalam berbagai aspek kehidupan.
BACA JUGA:Wahyu Allah: Pedoman Hidup untuk Mencapai Kebaikan Universal