Sifat Tercela: Racun dalam Jiwa yang Merusak Kehidupan

Reporter: AHMAD TAUFIQ |

Editor: AHMAD TAUFIQ |

Rabu , 10 Sep 2025 - 22:01

Sifat Tercela Racun dalam Jiwa yang Merusak Kehidupan (Foto tidak Berhubungan dengan Artikel)--Tangkapan Layar

Kita dilarang menjadi pemicu permusuhan, terutama jika hal tersebut berasal dari sikap bermuka dua.

Sikap ini dianggap sebagai salah satu ciri paling buruk dalam diri manusia.

Agama Islam juga menilai kemunafikan sebagai perilaku yang sangat buruk dan tercela.

Karena itu, umat Muslim dianjurkan untuk menjauhkan diri dari sifat tersebut dan tidak membiarkannya tumbuh dalam diri.

Orang yang bersikap dua muka tidak layak dipercaya, karena mereka berpotensi menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.

Lebih dari itu, perilaku bermuka dua tidak hanya berdampak di dunia, tetapi juga akan mendapatkan balasan di akhirat kelak.

sifat tercela: racun dalam jiwa yang merusak kehidupan                            koranlinggaupos.id - keutamaan sejatinya tidak memiliki nilai mutlak, melainkan memperoleh makna dari kenikmatan yang menyertainya bukan malah mempunyai sifat tercela. 
menjalin relasi dengan sesama bukanlah perkara yang selalu mudah, bahkan sifat tercela harus dihindari sebab perbedaan latar belakang kerap menjadi tantangan tersendiri. 
mau tak mau menghilangkan sifat tercela, agar tetap harmonis dengan orang lain karena hidup sendirian itu nggak realistis buat makhluk sosial seperti kita. 
kita semua sangat paham sifat tercela, maka sekilas titik tertentu mengerti kebaikan dari orang lain. 
baca juga:sempurnanya islam: mengatur hubungan manusia dengan allah, sesama, dan alam
baca juga:sisi gelap manusia: mengapa kita mudah ingkar dan lupa akan nikmat
tidak semua atas bantuan datang dari hati yang ikhlas disinilah sifat tercela harus dihilangkan. 
ada individu yang menyembunyikan kepentingan pribadi di balik sikap baiknya apalagi sifat tercela yang tersembunyi. 
sifat tercela semacam ini sering menjadi penyebab utama munculnya sifat bermuka dua dalam kehidupan bermasyarakat.
berikut dikutip dari buku islam rahmatan lil 'alamin tentang sifat tercela yang berbunyi:
baca juga:manusia tergesa-gesa: mengapa terburu nafsu selalu berujung penyesalan
baca juga:menyelami makna tsumma ja'alnahu: langkah demi langkah penciptaan manusia
qad aflaha man zakkaha, wa qad khaba man dassaha
artinya: sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (surat asy-syam' ayat 9-10)
banyak orang menganggap bahwa tindakan yang baik adalah tindakan yang memberikan kenikmatan, kesenangan, dan memuaskan hasrat biologis. 
meski begitu, aliran pemikiran ini tidak menyatakan bahwa semua tindakan pasti membawa kenikmatan.
baca juga:insan: unik dan berbeda, menyelami karakteristik diri manusia
baca juga:dari basyar menjadi khalifah : transformasi anak manusia dan hak surga
disamping itu, ada pula hal-hal yang bisa membawa kesedihan, dan ketika seseorang dihadapkan pada pilihan sifat tercela, ia perlu mempertimbangkan mana yang paling tepat untuk dilakukan.
sifat tercela akibat perbuatan tadi yang telah dilakukan adalah yang mendatangkan kepedihan. 
epicurus, sebagai tokoh utama dalam pandangan ini, berpendapat bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan dan kenikmatan. 
menurutnya, tidak ada kebaikan selain menghindari kejahatan, dan tidak ada keburukan kecuali penderitaan.
baca juga:hakikat basyar: menyelami penciptaan manusia dari tanah dan ruh
baca juga:basyar dalam al-qur'an: menjelaskan sisi fisik manusia
dalam pandangan ini, akhlak dipahami sebagai perilaku yang bertujuan menciptakan kesehatan, kebahagiaan, dan keutamaan.
pada kenyataannya, sikap ini adalah hal yang sangat dihindari oleh rasulullah saw, beliau pun begitu sering menganjurkan umatnya untuk dapat menjauhkan diri dari sifat buruk tersebut.
namun sifat tercela bergejolak ini justru dianggap sebagai salah satu bentuk keburukan yang paling parah dalam diri manusia. 
bahkan, masih saja sifat tercela tersebut termasuk dalam kategori penyakit hati.
baca juga:sempurnanya islam: mengatur hubungan manusia dengan allah, sesama, dan alam
baca juga:intuisi manusia dalam islam: melampaui logika, menguatkan spiritual
karena itu, umat islam diingatkan untuk berhati-hati terhadap individu yang menunjukkan sikap seperti ini. 
kita perlu memiliki kecermatan dalam menilai karakter seseorang secara mendalam.
jangan sampai kita mudah terpengaruh oleh sikap ramah yang ternyata hanya topeng dari kepura-puraan.
sebagai makhluk sosial, manusia tidak hanya saling membutuhkan, tetapi juga merasa tenteram ketika menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama. 
baca juga:akal manusia: anugerah terindah dari allah swt dan fungsinya dalam membangun peradaban
baca juga:surat yasin ayat 77 : ketika manusia diciptakan dan berani mendebat tuhannya
hal ini bukan tanpa alasan, sebab pada dasarnya manusia memang diciptakan untuk saling berinteraksi dan membantu satu sama lain. 
aktivitas sosial mencerminkan hubungan tersebut karena melibatkan komunikasi dan kerja sama antar individu.
meski demikian, perbedaan sikap dan latar belakang sering kali menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam kehidupan sosial.
perselisihan sifat tercela kerap kali muncul dan menjadi penyebab utama renggangnya hubungan antar individu. 
namun, pribadi yang baik akan berupaya menjaga keharmonisan yang telah terjalin, atau paling tidak berusaha menghindari hal-hal yang bisa memicu konflik dan permusuhan.
baca juga:surat yasin ayat 76 : pengingat iman di balik kekalahan uhud
baca juga:surat yasin ayat 75 : waspada, syirik bergentayangan dalam berbagai wajah
dalam islam, menjaga silaturahmi bukan hanya sekadar saran, melainkan merupakan kewajiban yang harus dijalankan.
kita dilarang menjadi pemicu permusuhan, terutama jika hal tersebut berasal dari sikap bermuka dua. 
sikap ini dianggap sebagai salah satu ciri paling buruk dalam diri manusia.
agama islam juga menilai kemunafikan sebagai perilaku yang sangat buruk dan tercela. 
baca juga:surat yasin ayat 74 : jalan menuju pertolongan sejati melalui mengesakan allah
baca juga:surat yasin ayat 72 : pelajaran utama tentang nikmat, syirik, dan kebohongan
karena itu, umat muslim dianjurkan untuk menjauhkan diri dari sifat tersebut dan tidak membiarkannya tumbuh dalam diri.
orang yang bersikap dua muka tidak layak dipercaya, karena mereka berpotensi menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
lebih dari itu, perilaku bermuka dua tidak hanya berdampak di dunia, tetapi juga akan mendapatkan balasan di akhirat kelak.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Linggau Pos, RABU, 24 DESEMBER 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan