Sifat Tercela: Racun dalam Jiwa yang Merusak Kehidupan
Sifat Tercela Racun dalam Jiwa yang Merusak Kehidupan (Foto tidak Berhubungan dengan Artikel)--Tangkapan Layar
KORANLINGGAUPOS.ID - Keutamaan sejatinya tidak memiliki nilai mutlak, melainkan memperoleh makna dari kenikmatan yang menyertainya bukan malah mempunyai sifat tercela.
Menjalin relasi dengan sesama bukanlah perkara yang selalu mudah, bahkan sifat tercela harus dihindari sebab perbedaan latar belakang kerap menjadi tantangan tersendiri.
Mau tak mau menghilangkan sifat tercela, agar tetap harmonis dengan orang lain karena hidup sendirian itu nggak realistis buat makhluk sosial seperti kita.
Kita semua sangat paham sifat tercela, maka sekilas titik tertentu mengerti kebaikan dari orang lain.
BACA JUGA:Sempurnanya Islam: Mengatur Hubungan Manusia dengan Allah, Sesama, dan Alam
BACA JUGA:Sisi Gelap Manusia: Mengapa Kita Mudah Ingkar dan Lupa Akan Nikmat
Tidak semua atas bantuan datang dari hati yang ikhlas disinilah sifat tercela harus dihilangkan.
Ada individu yang menyembunyikan kepentingan pribadi di balik sikap baiknya apalagi sifat tercela yang tersembunyi.
Sifat tercela semacam ini sering menjadi penyebab utama munculnya sifat bermuka dua dalam kehidupan bermasyarakat.
Berikut dikutip dari buku Islam rahmatan lil 'alamin tentang sifat tercela yang berbunyi:
BACA JUGA:Manusia Tergesa-gesa: Mengapa Terburu Nafsu Selalu Berujung Penyesalan
BACA JUGA:Menyelami Makna Tsumma Ja'alnahu: Langkah Demi Langkah Penciptaan Manusia
Qad aflaha man zakkaha, wa qad khaba man dassaha
Artinya: sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (surat asy-syam' ayat 9-10)