Di Bawah Langit yang Sama: Menghargai Perbedaan untuk Hidup Berdampingan

Di Bawah Langit yang Sama Menghargai Perbedaan untuk Hidup Berdampingan (Foto tidak Berhubungan dengan Artikel)--Tangkapan Layar

Apabila kita mengisi hati kita dengan zikrullah, nescaya ia memenuhi rahmat dan kasih sayang.

Permasalahan hidup jika ia dimakmurkan dengan keyakinan dan naluri seseorang yang beriman, sudah tentu segala anggota akan mengikut dengan penuh keimanan.

BACA JUGA:Menggapai Kebahagiaan Abadi melalui Firman Allah

BACA JUGA:Menyelami Samudra Makna: Kalam Allah sebagai Lentera Kedamaian

Perbedaan karakter dan latar belakang kerap menjadi penghalang dalam menjalin hubungan antar manusia. 

Meski pun begitu, manusia adalah mahluk sosial, oleh karena itu, kita semua pasti akan membutuhkan dukungan dari orang lain. 

Sayangnya, tidak semua bantuan datang dengan niat yang murni, ada sebagian orang yang memberikan pertolongan dengan maksud tersembunyi yang cenderung menguntungkan diri sendiri.

Hal semacam ini sering kali menjadi akar munculnya perilaku munafik. 

Padahal, sikap tersebut sangat dijauhi oleh Rasulullah SAW, beliau pun senantiasa mengingatkan umatnya agar menjauhkan diri dari sifat tercela tersebut. 

BACA JUGA:Wahyu Allah: Pedoman Hidup untuk Mencapai Kebaikan Universal

BACA JUGA:Bukan Sekadar Percaya, Begini Membuktikan Wujud Allah Melalui Akal dan Alam

Mengapa demikian? Karena perilaku bermuka dua merupakan salah satu sifat paling buruk yang bisa melekat pada diri manusia. 

Bahkan, sifat ini termasuk dalam kategori penyakit hati yang berbahaya.

Karena orang baik adalah orang yang paling banyak berjasa bagi sesamanya, mereka juga senantiasa memberi kemanfaatan kepada bagi orang lain, tidak mengenal suku, ras dan agamanya.

Di era modern ini, semangat anggapan mukhsinin berbuat kebaikan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan