Kiat Sukses Berkebun Sawit Agar Produksi Maksimal ala Eko Deddy Septi Aji

Penangkaran bibit sawit bersertifikat yang sip melalui proses seleksi sebelum ditanam di lapangan-Foto : Dok. Eko Deddy Septi Aji-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Musi Rawas terus menunjukkan perkembangan pesat dan menjadi sektor pertanian strategis yang berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat. Berdasarkan data perbandingan luasan lahan, diketahui bahwa wilayah perkebunan sawit di Musi Rawas mengalami peningkatan setiap tahun sejak 2020 hingga 2024.

Derdasarkan data BPS yang rilis dalam Kabupaten Musi Rawas Dalam Angka 2025. Berikut perkembangan luas areal sawit di Musi Rawas dalam lima tahun terakhir:

Tahun 2020 Luas Areal Kelapa Sawit 37.394,90 Ha Tahun 2021 Luas Areal Kelapa Sawit 42.144,60 Ha Tahun 2022 Luas Areal Kelapa Sawit 49.423,90 Ha Tahun 2023 Luas Areal Kelapa Sawit 56.677,10 Ha Tahun 2024* Luas Areal Kelapa Sawit  59.949,95 Ha Catatan: Data tahun 2024 merupakan gabungan antara angka tetap dan angka sementara.

Peningkatan luasan perkebunan sawit tersebut menunjukkan tingginya minat masyarakat dan investasi sektor perkebunan di Musi Rawas, seiring naiknya permintaan pasar terhadap minyak sawit mentah (CPO) dan produk turunannya, baik dalam negeri maupun internasional.

BACA JUGA:Kiat Sukses Berkebun Sawit Agar Produksi Maksimal ala Eko Deddy Septi Aji

BACA JUGA:Pemilik Kebun Sawit Diminta Segera Urus STDB, Disbun Musi Rawas Jelaskan Syarat Pengajuannya

Eko Dedi SeptiAji, Sp.,M.Ling., yang merupakan Penangkar dan Anggota Asosiasi Petani Sawit Mandiri Silampari menjelaskan bahwa terdapat sejumlah aspek penting yang harus diperhatikan dalam proses penanaman kelapa sawit, terutama terkait pemilihan benih. Menurutnya, penggunaan benih bermutu menjadi kunci awal keberhasilan budidaya.

“Pemilihan benih harus diusahakan berasal dari balai resmi, dan jika membeli melalui penangkar, pastikan memiliki sertifikat asli yang dikeluarkan balai pembenihannya,” tegasnya.


Eko Deddy Septi Aji 

Dijelaskan, kecambah dari balai benih umumnya memiliki ciri khas tersendiri sehingga tidak mudah dipalsukan. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 20 balai resmi yang memproduksi benih sawit unggul, dan hampir seluruhnya menghasilkan varietas tenera, yaitu hasil persilangan antara dura dan pisifera yang dikenal memiliki daging buah lebih tebal dan ukuran inti lebih kecil sehingga lebih produktif.

Beberapa produsen resmi yang dikenal, antara lain PPKS (Simalungun, PPKS 540 dan Lainya), Asian Agri (Topaz), Lonsum (BLRS), Socfindo, Dami mas Sejahtera, Bina Sawit Makmur hingga Mekarsari (Seu Supreme). Sementara untuk lahan gambut, tersedia varietas adaptif seperti SJ1 dari Binasawit Makmur dan Topaz 1 dari Asian Agri dll.

Setelah tahap pemilihan benih, kata Aji, proses penyemaian hingga pemindahan harus melalui seleksi ketat. Penyemaian dilakukan mulai dari kecambah hingga umur 3 bulan di polybag kecil (prenursery), kemudian dipindahkan ke polybag besar (main nursery) hingga usia siap tanam pada umur 9 bulan. Pada setiap fase dilakukan seleksi untuk memastikan bibit tidak mengalami cacat tumbuh/Afkir seperti grass leaf, khimera, twister/bibit melintir, kerdil, Crown disease yang berisiko tidak produktif.

Selain itu, Aji mengingatkan bahwa serangan jamur Curvularia menjadi tantangan bagi penangkar sehingga pengendalian harus dilakukan dengan fungisida begitu juga serangan Hama menggunakan insectisida.

BACA JUGA:Ditjenbun Kementan RI Data Ulang Kebun Sawit Rakyat di Musi Rawas

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan