Waspada Ancaman Hama Wereng Coklat, Begini Cara Atasinya

Setiadi, Staf Bidang Tanaman Pangan Distannak Mura-Foto: Muhammad yasin/linggau pos-

MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Hama wereng coklat merupakan salah satu hama menyerang tanaman padi yang paling ditakuti petani.

Pasalnya jika hama ini menyerang tanaman padi dipastikan gagal panen. 

Membasmi hama wereng dengan cara yang tidak tepat justru semakin memperparah keadaan.

Pasalnya Hama Wereng meletakan telurnya dilapisan daun sehingga tidak terlihat kasat mata.

BACA JUGA:BAZNAS Musi Rawas Berikan Bantuan Korban Banjir

"Satu wereng coklat telurnya mencapai 200 butir. Jadi cepat sekali berbangbiak," demikian kata Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Kabupaten Musi Rawas, Dr Hayutun Nofrida melalui Setiadi staf Bidang Tanaman Pangan kepada KORAN LINGGAU POS.ID. 

Menurutnya penyebab makin berkembang biaknya hama wereng coklat karena menggunakan pestisida secara serampangan. 

"Keinginan petani cepat, begitu semprot pestisida hama wereng mati. Sehingga menggunakan insektisida yang tidak dianjurkan bahkan dilarang yaitu pestisida dengan bahan aktif tertentu yang memang tidak boleh digunakan yaitu insektisida yang berspektrum luas. Menggunakan pestisida berspektrum luas menyebabkan seluruh mahluk hidup di sawah itu akan mati. Memang hama werengnya mati tapi musuh alaminya juga mati. sehingga tidka ada lagi musuh alamai hama wereng coklat. Itulah sebabnya tidak dianjurkan menggunakan intektisida berspektrum luas," tambahnya. 

BACA JUGA:Dam Dermaga Lawang Agung Ambruk Warga Khawatir Longsor

Makadari itu ada jenis pestisida tertentu yang dianjurkan yaitu pestisida yang spektrum sempit atau pestisida yang menggunakan bahan aktif karbamat.

"Pestisida jenis ini tidak mamatikan mahluk hidup lain yang ada di sawah hanya membunuh hama wereng. Musuh alami hama wereng tidak mati. di sawah itu ada ekosistem kalau salah satu dominan maka menjadi wabah," jelasnya. 

Menurutnya sebagian petani sudah mengerti tentang hal ini. Namun terkadang karena panik melihat banyak hama wereng sehingga menggunakan spektrum luas.

"Melihat banyak wereng panik sehingga menggunakan inteksida spektum luas agar cepat mati. Tapi ia lupa wereng memang cepat mati tapi musuh alaminya juga mati. Semenatara itu ketika telur wereng menetas tidak ada lagi musuh alaminya maka dari itulah jumlahnya semakin banyak dan pada akhirnya menjadi wabah," jelasnya. 

BACA JUGA:Pj Bupati Apriyadi Tinjau Banjir Sekaligus Berikan Bantuan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan