5 Kiat Jitu Atasi Anak yang Suka Membantah
Hindari pola Pendidikan otoriter dalam mendidik anak, hingga menyebabkan anak suka membantah.-Foto : Dokumen-Berkeluarga. id
Anda tentu kesal saat anak membantah Anda. Apalagi bila ia mengatakannya dengan intonasi tinggi dan suara lantang. Namun, apakah Anda harus balik marah dan menentangnya?
KORANLINGGAUPOS.ID - Hati-hati, jangan sampai juga Anda mencubit, memukul, atau melakukan kekerasan fisik karena kesal anak membantah dan merasa harus ‘mengalahkannya’, ya.
Perilaku membantah pada anak-anak sebetulnya adalah hal yang wajar, begitu tutur James Lehman, MSW, pakar parenting di Boston, AS. Menurutnya, membantah berasal dari rasa tidak berdaya dan frustasi ketika mendapat penolakan atas apa yang ia inginkan. Itulah sebabnya mereka membantah orang tuanya.
Menurut Lehman penting untuk membedakan antara ‘membantah’ dengan ‘pelecehan verbal’. Hanya karena anak Anda mengatakan, “Aku belum mau makan. Mama, kok, maksa, sih? Aku belum lapar. Mama nggak ngertiin aku, deh,” bukan berarti ia kurang ajar. Ia hanya membantah untuk mencoba mengatakan pada Anda bahwa ia tidak bisa memenuhi perintah Anda.
BACA JUGA:Kabar Gembira, Dana BOS 2024 Cair Lebih Cepat
Sementara itu, apabila mereka sudah memaki, menggunakan kata-kata kasar, atau bahkan mengancam Anda, maka perilaku tersebut terkategori sebagai pelecehan verbal. Ini adalah perilaku negatif yang menurut Lehman harus segera ditangani secara cepat.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari berbagai sumber mengenai tips dilakukan untuk mengatasi anak yang suka membantah:
Pertama, Latih Menyampaikan Emosi
“Diam, Mama! Mama pergi saja!” Kalimat ini mungkin saja meluncur dari bibir anak saat membantah Anda. Susah sekali untuk menekan emosi Anda agar tidak terpancing mendengarnya.
BACA JUGA:Guru Muratara Apinsa Hadapi Vonis Hukuman, Kepsek : Yakin Dia Bebas
Namun, Dr. Jane Nelsen, terapis anak dan keluarga di California, AS, mengatakan, “Tindakan yang lebih bijaksana adalah mencoba mencari tahu apa yang mengganggu anak Anda, kemudian mengajarinya untuk mengungkapkan emosinya yang sulit dengan cara yang lebih dapat diterima.”
Katakan padanya bahwa tidak masalah untuk mengatakan bahwa dia marah atau lelah, dan tidak ingin berbicara atau melakukan apa pun saat ini. Tapi memanggil nama, berteriak, atau menyuruh Anda pergi adalah sesuatu yang tidak dapat diterima.
Sampaikan padanya bahwa jika ia memang sedang kesal dan tidak ingin diganggu, Anda akan berbesar hati memberinya waktu. Cara ini akan melatih anak untuk fokus menyampaikan emosinya ketimbang membantah.
Kedua, Peringatan dan Konsekuensi