Ryan Apriansyah Pengrajin Layangan Sablon Jenis Sukhoi
Ryan Apriansyah pengrajin layangan warga Jalan Wisata Kesie Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuk Linggau Barat I, Kota Lubuk Linggau, menunjukan layangan sablon motif Putri Silampari dan Naga Pedang--
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Akhir-akhir ini permainan layangan di Kota Lubuk Linggau sedang booming. Trend tersebut sehingga menjadi peluang usaha bagi Ryan Apriansyah warga Jalan Wisata Kesie Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuk Linggau Barat I, Kota Lubuk Linggau.
Berawal dari hobi main layangan dan membuat layangan sendiri, kemudian menjadi cuan.
"Awalnya hobi main layangan, melihat perkembangan yang main layangan semakin lama-semakin ramai sehingga berinisiatif untuk membuat. Awalnya buat untuk main sendiri, kemudian ada yang pesan, sehingga jadi usaha," ungkap Ryan sapaan akrapnya kepada KORANLINGAUPOS.ID di acara Turnamen Layangan Aduan Piala LInggau Pos di Stadion Mini Kayu Ara, Kecamatan Lubuk Linggau Barat I, Kota Lubuk Linggau, Minggu 7 Desember 2025.
Ryan merupakan pengrajin layangan jenis sukhoi. Dan merupakan satunya-satunya yang bisa sablon layangan, langsung dirakit sampai layangan jadi.
BACA JUGA:Tournament Layangan Aduan Linggau Pos Cup 2025, Ada Pesan Penting Sebagai Ajang Edukasi
BACA JUGA:Resmi dibuka, Tournament Layangan Aduan Linggau Pos Cup 2025 Siap Terbang di Langit Lubuk Linggau
Layangan yang dibuat oleh Ryan warga Jalan Wisata Kesie Kelurahan Lubuk Tanjung, Kecamatan Lubuk Linggau Barat I, Kota Lubuk Linggau, untuk spek turnamen, spek hore-hore ataupun spek untuk kolektor.
"Layangan yang kami buat khusus Sukhoi," katanya Ia menyebut ciri-ciri khas Shukoi manuvernya lincah dan lebih gesit. Ukuran sayap 56 CM, tanduk atau tulang tengah 59 CM sampai 50 CM," sebutnya.
Ternyata bambu untuk kerangka layang-layang tidak bisa mambu sembarangan jadi ada bambu khusus yakni jenis bambu Petung yang didatangkan dari Pulau Jawa. "Bambu Petung belum ada di Kota Lubuk Linggau, jadi kita datangkan dari Pasuruan, Jawa," ungkapnya.
Menurut Ryan bambu yang dibeli masih berupa glodongkan. "Kita beli masih gelondongan kita raut sendiri, kita stel hingga jadi," akunya.
Ryan mengaku penjualan layangan saat ini lancar. Penjualan perhari untuk spek turnamen sedikit. Tapi kalau untuk hore-hore atau main harian lumayan 150 perhari," paparnya.
BACA JUGA:UMKM Layang-Layang Rian Raup Berkah dari Turnamen Layangan Aduan Linggau Pos Cup 2025
BACA JUGA:Seru, ini Dia Pemenang Turnamen Layangan Aduan Linggau Pos Cup 1 Tahun 2025
Beda layangan spek turnamen dan hore-hore. Kalau spek turnamen kita stel khusus untuk turnamen, kalau hore-hore untuk harian. Bedanya dari bahan bambu yang digunakan. Kalau spek turnamen kita pakai bambu Petung, sedangkan hore-hore kita gunakan bambu Apus," sebutnya.