Luar Biasa, Disbun Musi Rawas Dapat Bantuan 200 Hektare Bibit Komoditas Unggulan Perkebunan
Hj Ratna Machmud (Bupati Musi Rawas) dan Kgs Muhammad Effendi Feri (Kepala Dinas Perkebunan Musi Rawas)-Foto : Dokumen -Disbun Musi Rawas
MUSI RAWAS, KORANLINGGAUPOS.ID - Luar biasa, Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Musi Rawas dapat bantuan bibit komoditas unggulan perkebunan seluas 200 hektar dari Kementerian Pertanian RI Direktiorat Jendral Perkebunan
Bantuan tersebut diperoleh berkat kerja keras hasil lobi Kepala Disbun Kabupaten Musi Rawas Kgs Muhammad Effedi Fery. Adapun bantuan bibit yang didapatkan bibit kopi dan karet unggul masing-masing seluas 100 hektar.
Fery panggilan akrap Kgs Muhammad Effedi Fery saat diwawancara KORANLINGGAUPOS.ID mengatakan bahwa keberhasilan Kabupaten Musi Rawas mendapatkan bantuan bibit kopi dan karet tersebut merupakan hasil lobi Bupati Musi Rawas Hj Ratna Machmud, ia hanya menjalankan jaringan yang telah dibuat oleh bupati.
“Ini semua berkat jaringan Ibu Bupati Hj Ratna Machmud. Saya hanya menjalankan tugas yang diperintah Ibu Bupati,” jelas Feri, Rabu 24 Januari 2024.
BACA JUGA:Anak Muda Asal Muara Kati TPK Calon DPRD Sumsel
Menurutnya, untuk bantuan bibit kopi sudah ditentukan lokasinya untuk petani kopi di Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut (TPK).
Ditetapkan di Kecamatan TPK karena Kecamatan TPK merupakan sentra kebun kopi. Di Kabupaten Musi Rawas ada tiga kecamatan sentra perkebunan kopi yakni Kecamatan TPK, Kecamatan BTS Ulu, dan Kecamatan Selangit.
“Kecamatan Selangit sudah mendapatkan bantuan bibit kopi dan juga pupuk tahun lalu, juga seluas 100 hektare. Tahun 2024 ini kita usulkan TPK yang dapat bantuan seluas 100 hektare. Bantuan sudah disetujui tinggal realiasasi. Tahun depan 2025 giliran Kecamatan BTS Ulu yang kita usulkan agar dapat bantuan bibit,” jelasnya.
Menurutnya kopi merupakan produk perkebunan unggulan Kabupaten Musi Rawas, selain karet dan kebun kelapa sawit.
BACA JUGA:Oknum Perawat Musi Rawas yang Positif Narkoba Ternyata Lulus Seleksi PPPK
Mengenai pola bantuan ini akan diberikan nanti, menunggu aturannya dari Direktiorat Jendral Perkebunan.
Fery mengusulkan ke Direktorat Jenderal Perkebunan, agar bibit kopi terawat dengan baik diusulkan dengan sistem seperti plasma atau CSR (Corporate Sosial Responsibility) dengan melibatkan perusahan kelapa sawit yang ada di Kecamatan TPK.
Sebab menurut Fery dengan sistem seperti itu nanti ketika bantuan pupuk dari Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Perkebunan sudah habis maka untuk pemupukan selanjutnya bisa minta dari program CSR perkebunan kelapa sawit yang ada di TPK.
“Kita ingin perusahaan perkebuan kepala sawit yang ada di TPK menjadi bapak asuh atau yang menjadi pembina. Jadi untuk pemupukan dan perawatan itu biayanya dari CSR perkebunan kelapa sawit yang ada di sekitar lokasi,” jelasnya.