Hanya Golkar – PDIP Kampanye Akbar

Eka Rahman - Pengamat Politik-foto : dokumen linggau pos-

BACA JUGA:Prabowo Kampanye Polres Musi Rawas Siapkan Jalur Alternatif dan Lokasi Parkir Kendaraan

Kondisi ini setidaknya dilatari beberapa hal antara lain :

Pertama, bahwa penyelenggaraan rapat umum dengan melakukan ‘mobilisasi massa’ berjumlah ribuan, puluhan/ratusan ribu ke sebuah tempat (lapangan/gedung) tentu membutuhkan budget yang tidak sedikit untuk transfortasi, konsumsi, acara (apalagi mengundang pubulik figur/artis), sewa tempat, kaos, APK, dan lain-lain.

Sementara tidak ada juga jaminan bahwa semua peserta rapat akbar itu akan memilih parpol/tim yang menyelenggarakan kampanye tersebut.

Kedua, dalam kampanye rapat akbar, tidak fokus meng-kampanye-kan salah satu figur. Karena yang akan tampil banyak caleg dan juru kampanye (jurkam), padahal faktanya secara internal caleg dalam satu dapil adalah saingan (kompetitor) bagi yang lain. 

BACA JUGA:Ahok Diajak Kampanye Capres 03 Usai Berhenti, Ternyata Segini Gajinya Per Bulan di Pertamina

Sehingga dalam konteks memperkenalkan figur, citra diri, visi dan misi tidak akan terlalu maksimal, dan bisa jadi akan menimbulkan persaingan antar caleg untuk ‘mendapat panggung’.

Ketiga, dengan karakteristik metode kampanye rapat akbar sebagaimana diatas, maka akan lebih cocok untuk digunakan dalam konteks kampanye paslon presiden atau paslon kepala daerah. 

Karena hanya ada 1 figur paslon yang akan di kampanyekan oleh parpol/gabungan parpol, di banding kampanye pileg yang diikuti oleh banyak figur.

Keempat, dari sisi efektivitas penyampaian pesan, kampanye rapat akbar lebih kepala show of force akan kekuatan sebuah parpol/gabungan parpol pada pihak ekternal.

BACA JUGA:Simpatisan Kampanye Ganjar Protes Diberi Hanya Rp10 Ribu, Ini Tanggapan TPD No 03

Dibanding sebagai sebuah metode yang efektif untuk memastikan bahwa konstituen (pemilih) akan memilih parpol, paslon atau figur tertentu.

Kelima, panjangnya durasi kampanye selama 75 hari, tentu menjadikan para kontestan harus me-manage sedemikian rupa sumber daya yang di miliki (tenaga/anggaran). 

Berbeda dengan kampanye pada pemilu-pemilu sebelumnya yang biasanya hanya berlangsung selama 14 hari dalam jadwal/tahapan pemilu yang dibuat oleh KPU.

Keenam, ada tuntutan di era IT saat ini, dimana interaksi secara direct (face to face) telah bergeser ke interaksi melalui banyak media sosial. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan