4 Risiko Bayi Tidak Diberi ASI

Eksklusif artinya bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa ada tambahan makanan dan minuman lainnya dan diberikan saat bayi berumur 0 hingga 6 bulan. -Foto : Dokumen -Kemenkes RI

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Saat bayi ibu baru lahir, Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik yang bisa ibu berikan untuk bayi. Tubuh ibu sudah disiapkan bisa memberikan ASI saat bayi lahir ke dunia.

Apabila bayi diberi air putih atau cairan lainnya, bayi akan cepat merasa kenyang sehingga jarang menyusu. Jika bayi jarang menyusu akan berisiko mengurangi produksi ASI. Selain itu, bayi yang diberikan air putih atau cairan lainnya bisa terkena diare.

ASI eksklusif artinya bayi hanya diberikan ASI saja, tanpa ada tambahan makanan dan minuman lainnya (kecuali obat obatan dalam bentuk sirup), dan diberikan saat bayi berumur 0 hingga 6 bulan. Pada usia ini, bayi tidak membutuhkan makanan lain, kecuali ASI.

Bayi tidak perlu diberikan air putih atau makanan lainnya selama periode 6 bulan pertama usianya. Kebutuhan gizi bayi dapat tercukupi dengan memberikan ASI saja hingga usia 6 bulan.


--

BACA JUGA:5 Tips Diet Bagi Ibu Menyusui Dijamin Aman dan Sehat

Berikan ASI setiap bayi meminta dan tidak berdasarkan jam atau waktu pemberian. Pantau pertumbuhan bayi rutin setiap bulan. Pastikan pola makan ibu menyusui tercukupi kebutuhan gizinya.

Dengan mendapatkan ASI, bayi terlindungi dari berbagai penyakit infeksi, ASI bermanfaat untuk perkembangan otak dan mata bayi, ASI mencegah Penyakit Tidak Menular hingga anak dewasa, ASI meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup ibu dan ASI meningkatkan bonding antara bayi dan ibu.

Dan jika tidak mendapat ASI, bayi berisiko terserang penyakit infeksi, bayi berisiko mengalami masalah gizi, bayi lebih beresiko mengalami alergi dan intoleransi laktosa dan bayi memiliki resiko lebih untuk mengalami penyakit kronis (Obesitas dan Diabetes) saat dewasa.

Namun sayangnya terjadi penurunan ASI Eksklusif di bulan ke-3 pada bayi 0-5 bulan. Penyebabnya, antara lain kurangnya dukungan keluarga, ibu kembali bekerja setelah cuti melahirkan dan fasilitas waktu dan tempat memerah ASI yang kurang memadai.

BACA JUGA:6 Jus Buah yang Baik Untuk Ibu Menyusui, Bantu Perlancar ASI

ILO (International Labour Organization) merekomendasikan Cuti Melahirkan Selama 14 Minggu kepada 170 Negara Termasuk Indonesia sebagai praktik baik dukungan menyusui pada ibu bekerja.

Salah satu faktor peningkatan cakupan ASI Eksklusif adalah dikeluarkannya kebijakan terkait ibu bekerja, antara lain memberikan waktu untuk istirahat kepada ibu yang masih menyusui anaknya pada jam kerja tanpa memotong gaji sampai anak berusia 14 bulan, penyediaan sarana tempat penitipan anak yang dekat dengan tempat bekerja ibu (maksimal 500 m) dan ibu diberikan kesempatan mengunjungi anaknya sebanyak maksimal 4 kali/hari di tempat penitipan anak untuk menyusui pada jam kerja tanpa memotong gaji.

Selain itu, ayah juga harus ambil peran dalam mencapai ASI eksklusif dengan, mau menggendong, bermain bersama anak, memijat ibu, membantu pekerjaan rumah, memandikan anak serta mengganti popok.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan