Prediksi Anggota DPRD Kota Lubuklinggau Periode 2024-2029, 40% Wajah Baru

Pelaksanaan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara Pemilu Tahun 2024 Tingkat Kota Lubuk Linggau, Kamis 29 Februari 2024. -Foto : Dokumen -KPU Kota Lubuklinggau

BACA JUGA:Ratusan Anggota Polres Lubuklinggau dan Musi Rawas Bersiap Amankan Pleno di KPU

“Namun jika tidak, maka ada alternatif figur fresh seperti : Hendri, SE, Ecie Lasarie, Septian Nugraha atau Wawan Agus Salim. Tergantung pada pertimbangan kepentingan internal Partai Nasdem Kota Lubuklinggau,” paparnya.

Kedua, pada komposisi caleg ‘wajah baru’ dan ‘wajah lama’, berdasarkan data hanya ada 12 orang (40%) ‘wajah baru’ DPRD Kota Lubuklinggau.

Selebihnya, sebanyak 18 anggota (60%) adalah Caleg yang melanjutkan masa jabatan periode ke-2, periode ke-3 bahkan ada yang periode ke-4.

Artinya, legislator lama berhasil ‘menjaga dominasi’-nya dalam pileg untuk terpilih kembali.

BACA JUGA:Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Menjadi Prioritas Pertama Arah Kebijakan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2025

Ketiga, lalu jika di ihat dari komposisi keterwakilan gender ada 8 orang (26,67%) caleg terpilih berjenis kelamin perempuan. Belum mencapai angka ideal 30% keterwakilan perempuan. Namun setidaknya telah mendekati angka ideal. 

Bahkan menarik misalnya pada caleg terpilih PKB (yang sering asosiasikan ke ormas NU), 3 dari 4 caleg terpilihnya adalah perempuan dan semua caleg terpilihnya adalah wajah baru. Ada pola kaderisasi yang bagus, meski harus diakui juga potensi dan kualitas para caleg terpilihnya memang bagus dan ‘petarung’.

Keempat, meski aleg petahana berhasil mendominasi perolehan kursi (60%), hasil Pileg 2024.

Namun, menjadi catatan bahwa kursi terakhir pada setiap dapil di duduki oleh para petahana seperti : Rosmala Dewi, Wansari, Muhammad Amin dan Lian Sumarni.

BACA JUGA:Jadwal Pleno PPK Lubuklinggau dan Musi Rawas Berbeda, ini Teknisnya

Ada setidaknya 2 (dua) kemungkinan antara lain :

1. Bahwa para petahana menjaga ritme pencalonan secara efisien, artinya tidak ‘jor-joran’. Mereka meng-kalkulasi betul konstituennya, cukup untuk menjadi calon terpilih, dan bukan suara terbanyak. Ini dilatari salah satunya dengan perbandingan income sebagai anggota DPRD dan biaya politik (political cost) saat kontestasi pileg yang tidak sebanding.

2. Pada sisi lain, spirit dan effort (upaya) dan eksperience (pengalaman) para pendatang baru belum terbentuk. Sehingga mereka ‘bertarung dalam kontestasi pileg’ dengan sumberdaya yang maksimal, sehingga pada ‘papan atas’ raihan suara ada nama Novita Angrayani, Ecie Lasarie, Empi Darnis, Siska Novita, Hendri, Septian Nugraha dan lainnya.


--

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan