PP Muhammadiyah : Begini Indikator Orang Sukses Berpuasa
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, H Muhammad Jamaludin Ahmad, S.Psi -Foto : Tangkap layar -Fakultas Psikologi UGM
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Puasa membuat hati kita mempunyai suasana yang berbeda. Puasa dapat mengurangi ketegangan, kemarahan dan kebingungan.
Efeknya membuat hati senang, tenang hingga pikiran menjadi jernih.
Ada 3 hal penting yang terkandung dalam Q.S. Al-Baqarah : 183.
Pertama, modal puasa adalah iman, karena yang disebut dalam ayat ini hanyalah orang-orang yang beriman. Kedua, puasa sebagai sebuah proses yang ditempa Allah dalam madrasah Ramadhan agar nantinya bisa menjadi orang yang bertakwa. Ketiga, orang yang bertakwa sebagai hasilnya.
BACA JUGA:7 Kegiatan Seru Dilakukan Murid SD Agar Semangat Puasa Ramadan
Salah satu makna yang dapat diambil dari kata takwa adalah pengendalian diri. Jadi hakikat puasa adalah menempa diri agar mampu menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan Allah dan mampu menjalankan perintah-perintah Allah yang dalam konteks Ramadhan adalah amalan Ramadhan dan segala amalan yang menyertainya.
Dimana mengendalikan diri merupakan salah satu hal utama dalam dunia pendidikan.
Seperti yang disampaikan Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, H Muhammad Jamaludin Ahmad, S.Psi dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari kanal YouTube miliknya.
Jamaludin mengatakan, indikator orang sukses berpuasa dari segi psikologis adalah orang yang setelah berpuasa atau dengan berpuasa semakin mampu mengendalikan diri. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan diri diperlukan proses latihan yaitu membiasakan diri melaksanakan yang baik. nilai-nilai dan menjauhi nilai-nilai yang dilarang.Karena terbiasa melakukan proses tersebut, maka ia akan mampu mengendalikan diri dengan baik, kata Jamaludin.
BACA JUGA:Sering Dianggap Sepele, Inilah 7 Keutamaan Puasa di Bulan Ramadan
Selain itu, dalam dunia psikologi, pengendalian diri menjadi ciri utama sehat atau tidaknya seseorang. Apabila seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya maka ia akan mengalami gangguan atau penyimpangan kepribadian. Orang yang berpuasa akan menerima pahala, hikmah dan manfaat puasa, serta dampaknya menyehatkan jiwa, emosi dan psikologinya.
Puasa Ramadhan merupakan salah satu model pendidikan keluarga yang harus dioptimalkan oleh orang tua dalam mendidik anaknya. Puasa memberikan pendidikan positif terhadap sikap keagamaan anak melalui bimbingan dan keteladanan orang tuanya, serta dukungan masyarakat setempat.
Abdullah Nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Awlad menjelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan para orang tua untuk mengajari anaknya shalat sejak usia 7 tahun. Perintah shalat ini bisa diibaratkan dengan puasa.
Sementara, hikmah puasa berdasarkan Q.S. Surat Al-Baqarah ayat 183:188 maksudnya dengan berpuasa seorang mukmin diolah untuk meningkatkan kualitas keimanannya agar menjadi orang yang bertakwa. Puasa juga membawa banyak manfaat dan kebaikan, membuat orang yang berpuasa semakin meningkatkan rasa syukurnya kepada Allah, membuat orang selalu berada di jalan kebenaran/Islam, semakin bertaqwa kepada Allah, dan membuat orang tidak mau berbuat curang atau curang.