Pelaku Usaha Kemplang Bakar Butuh Bantuan Pemerintah

Sejumlah pekerja yang sedang memindahkan kemplang Suhai yang sudah dikukus untuk dijemur. -Foto : Muslimin/Linggau Pos -

Lalu masuk ke proses pengukusan setelah itu dianggap sudah mateng. Selanjutnya dilakukan proses penjemuran selama 3 hari. Setelah dianggap sudah kering, baru bisa dilakukan proses pembakaran. 

BACA JUGA:Kuswan Terpaksa Tanam Singkong Karena Sawahnya Tidak Kebagian Air

Lebih lanjut dia menjelaskan dulu perna waktu itu karena musim hujan sudah 3 hari tidak kering. Karena tidak kering akhirnya kemplang tersebut tumbuh jamur, jadi terpaksa kita buang. 

Sudah membuat banyak tidak bisa digunakan jadi rugi. Usaha seperti ini memang sangat tergantung dengan alam. 

"Mau pakai alat modern belum ada modalnya, kami pun dulu perna sekali produksi  itu 5 sak tepung sagu, waktu lagi rame-ramenya. Namun waktu covid 19 melanda produksi kami itu hanya sekitar 2 sak tepung sagu saja, sampai hari ini," ungkapnya.

Dulu banyak yang ikut kerja di sini. Karena produksi berkurang jadi berkurang juga yang kerjanya, sekarang hanya anak menantu saja yang ikut kerja. 

Ia menjual kemplang bakar ini ke luar Provinsi Sumsel seperti ke Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Sarolangun, selain itu di Kota lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas Utara.

BACA JUGA:Luas Panen Padi Musi Rawas Meningkat Menjadi 18.686 Hektar tahun 2023

“Dulu kenapa saya kasih nama kemplang Suhai karena waktu itu saya kepasar di Lubuklinggau ada yang mencari kemplang Suhai, dari sanalah saya berpikir kalau kemplang buatan saya itu sudah dikenal di sana. Jadi saya langsung membuat nama kemplang buatan saya itu menjadi kemplang Suhai,” jelasnya. 

Dulu perna ada orang yang datang ke sini untuk memberikan bantuan dan menanyakan apa saja yang di perlukan untuk produksi kemplang ini. Kalau diperlukan itu banyak, namun sampai saat ini bantuannya pun tidak datang-datang.

"Kami sebenarnya mau juga diperhatikan oleh Pemerintah. Apa lagi usaha rumahan seperti kami ini, kadang kami juga terkendala oleh modal, pemasarannya. Kalau adanya perhatian Pemerintah kita bisa sharing, untuk langka-langka kedepannya. Namun sampai saat ini belum ada," tutupnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan