Terlambat Bayar THR, Pengusaha Kena Denda 5%

THR-Foto: screenshoot-THR

BACA JUGA:Sri Mulyani Siapkan Anggaran Total Keseluruhan THR PNS 2024, Ternyata Segini Totalnya

Mengenai besaran dan tata cara pemberian THR Keagamaan diatur pada bab II Pasal 3 ayat (1) Besaran THR Keagamaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) ditetapkan sebagai berikut : 

Huruf a. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar 1 bulan upah. 

Huruf b. pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara propersional sesuai masa kerja dengan perhitungan : masa kerja dikali 1 bulan upah dibagi 12. 

Ayat (2) Upah 1 bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdidari atas komponen upah : huruf a. upah tanpa tunjangan yang merupakan upah bersih (clean wages): atau huruf b. Upah pokok termasuk tunjangan tetap. 

BACA JUGA: Pemkab Muratara Berencana Siapkan THR untuk Honorer, Begini Penjelasan Sekda

Ayat (3) Bagi Pekerja/Buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan sebagaimana dimasud pada ayat (1) dihitung sebagai berikut : 

huruf a. Pekerja/Buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan atau lebih, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum Hari Raya Keagamaan.

Huruf b Pekerja/Buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari 12, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja. 

Pasal 4 menyebutkan apabila penetapan besaran nilai THR Keagamaan berdasarkan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebegaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1), THR Keagamaan yang dibayarkan kepada Pekerja/Buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahan, perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang telah dilakukan. 

BACA JUGA:Disnaker Buka Posko Pengaduan, Tak Dapat THR Lapor ke Nomor ini

Pasal 5 ayat (1) THR Keagamaan sebagimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) diberikan satu kali dalam satu tahun seusia dengan Hari Raya Keagamaan masing-masing pekerja/Buruh. 

Ayat (2) Dalam hal Hari Raya Kegamaan yang sama terjadi lebih dari 1 kali dalam satu tahun, THR Keagmaan diberikan sesuai denmgan pelaksanaan Hari Raya Keagamaan. 

Pasal 7 Ayat (1) Mengenai pekerja yang hubungan kerjanya berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu dan mengalami pemutusan hubungan kerja terhitung sejak 30 hari sebelum Hari Raya Keagamaan, berhak atas THR Keagamaan. 

Ayat (2) THR Keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk tahun berjalan pada saat terjadinya pemutusan hubungan kerja oleh Pengusaha. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan