Waspada Glaukoma, Si Pencuri Penglihatan

Pentingnya melakukan pemeriksaan mata secara teratur agar glaukoma dapat dideteksi sedini mungkin.-Foto: tangkapan layar -mata

KORANLINGAUPOS.ID - TAHU kah kalian apa tu Glautama ? Kenapa kita patutu waspada, mengingat si Glautama ini ternyata bisa mencuri penglihatan manusia.

Glaukoma sendiri diketahui terjadinya kerusakan pada saraf mata, akibat tingginya tekanan di dalam bola mata. Kondisi ini ditandai dengan sakit mata, mata merah, penglihatan kabur, serta mual dan muntah. Untuk itu Glaukoma perlu segera ditangani untuk mencegah kebutaan.

Penyakit Glautama sendiri saat ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Kamis 28 Maret 2024 Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Ditjen P2P melakukan webinar dengan tema global “Uniting for Glaucoma-Free World” untuk memperingati World Glaucoma Week melalui zoom meeting.

Webinar sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait glaukoma dan secara teknis meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan agar mengenal lebih jauh tentang glaukoma, skrining glaukoma, dan tata laksana glaukoma.

BACA JUGA:10 Alasan Menarik Kucing Mengedipkan Satu Mata ,Ternyata Begini Maknanya

Direktur P2PTM Dr. Eva Susanti, dalam sambutannya, menyampaikan, pentingnya pelaksanaan webinar tersebut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah dan mengendalikan glaukoma agar dunia terbebas dari glaukoma.

Ia juga menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan mata secara teratur agar glaukoma dapat dideteksi sedini mungkin, dan bila ditemukan tanda atau gejala maka dapat ditindaklanjuti dengan pengobatan yang tepat.

“Secara ideal sumber daya yang berkualitas harus bebas gangguan panca Indera termasuk bebas dari gangguan penglihatan dan kebutaan. Oleh karena itu penanggulangan gangguan penglihatan perlu mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran pemerintah bersama masyarakat,” ungkap Dr. Eva.

Direktur Eva melanjutkan, glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan di Indonesia setelah katarak. Namun, berbeda dengan katarak, kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Angka kejadian glaukoma diperkirakan meningkat seiring dengan peningkatan harapan hidup masyarakat Indonesia.

BACA JUGA:10 Tips Efektif Mengatasi Mata Katarak dengan Bahan Alami untuk Kesehatan Mata yang Optimal

“WHO memperkirakan 57,5 juta orang di seluruh dunia terkena glaukoma. Setidaknya 50% orang (penderita glaukoma) di negara maju tidak menyadari menderita glaukoma dan jumlah ini dapat meningkat menjadi 90% di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” jelas direktur Eva.

Glaukoma merupakan penyakit yang tidak menimbulkan gejala. Karena itu, sosialisasi dan edukasi pada masyarakat yang diikuti dengan deteksi dini penemuan glaukoma sangat penting. Sebab, semakin dini glaukoma ditemukan dan diikuti tindak lanjut yang tepat, semakin penderita akan terhindar dari kebutaan.

Dr. Fifin Luthfia, yang juga menjadi narasumber pada webinar tersebut, menyampaikan bahwa glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak baik di seluruh dunia maupun di Indonesia dan bersifat permanen.

Glaukoma menyumbang 12,3% dari total kasus kebutaan. Di dunia, dari 39 juta kasus kebutaan, sebanyak 3,2 juta disebabkan glaukoma. Di Indonesia, 4 sampai 5 orang dari 1.000 orang menderita glaukoma.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan