Jalan-jalan ke Palembang, Kunjungilah Rumah Limas

Rumah Limas merupakan rumah adat khas Palembang, Sumatera Selatan yang sering kita jumpai pada uang kertas Rp 10.000.-Foto : Instagram @palembanginfo-

LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Jika kamu berkunjung ke Palembang, sempatkanlah untuk mengunjungi Rumah Limas, yaitu sebuah rumah adat khas Palembang. 

Saat pertama kali melihatnya, mungkin rumah ini sudah tidak asing lagi di mata kamu. Ya, Rumah Limas merupakan rumah adat yang pernah dijual dalam uang pecahan Rp 10.000.

Rumah Limas merupakan rumah tradisional berbentuk limas yang dibuat dengan gaya panggung. Bangunan khas daerah palembang ini dibangun dalam beberapa lantai. Masyarakat menyebut kumpulan tingkatan Bengkalis yang mempunyai arti tersendiri. Rumah ini sering digunakan sebagai tempat diadakannya pernikahan dan acara adat.

Hampir seluruh bagian Rumah Limas terbuat dari kayu. Pemilihan kayu tersebut bukan dilakukan tanpa alasan, melainkan sesuai dengan karakter kayu dan kepercayaan masyarakat di Sumsel. Uniknya, jenis kayu yang digunakan merupakan kayu unggul dan konon hanya tumbuh di pinggiran kota di wilayah yang beribukota di Palembang ini.

BACA JUGA:Air Terjun Curug Layang Bikin Bangga Warga Lubuklinggau

Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari Portal  Informasi Indonesia, luas Rumah Limas berkisar antara 400 hingga 1000 meter persegi, seringkali memungkinkan pemilik rumah untuk menggunakannya sebagai tempat pernikahan dan acara adat.

Hampir seluruh bagian Rumah Limas terbuat dari kayu. Pemilihan kayu tersebut bukan dilakukan tanpa alasan, melainkan sesuai dengan karakter kayu dan kepercayaan masyarakat di Sumsel. Uniknya, jenis kayu yang digunakan merupakan kayu unggul dan konon hanya tumbuh di pinggiran kota di wilayah yang beribukota di Palembang ini.

Untuk pondasi biasanya digunakan kayu unlen, kayu dengan struktur kuat dan tahan air. Sedangkan untuk rangka rumah menggunakan kayu Seru. Kayu ini cukup langka dan sengaja tidak digunakan untuk bagian bawah rumah karena dalam budaya masyarakat, kayu Seru dilarang untuk diinjak atau diinjak.

Secara spesifik dinding, lantai, jendela dan pintu menggunakan kayu Tembesu yang memiliki keunggulan dari segi ekologi dan ekonomi. Kuatnya budaya Sumsel terlihat dari ukiran dan ornamen pada pintu, dinding, dan atap Rumah Limas yang menggambarkan nilai-nilai budaya lokal.

BACA JUGA:7 Tips Mudah Meninggalkan Mobil di Rumah Sebelum Wisata ke Luar Negeri

Rumah Limas memang memiliki banyak filosofi yang mendalam, terdiri dari lima tingkat dengan makna dan fungsi yang berbeda-beda. Lima tingkat ruangan tersebut ditata dengan filosofi Kekijing, dimana setiap ruangan ditata berdasarkan penghuninya yaitu umur, jenis kelamin, bakat, pangkat dan martabat.

Tingkat pertama atau yang disebut Pagar Tenggalung merupakan ruangan yang terhampar luas tanpa adanya dinding pembatas. Ruangan yang mirip beranda ini digunakan sebagai tempat menerima tamu yang datang saat acara adat. Uniknya, orang luar tidak bisa melihat aktivitas di dalam ruangan. Sedangkan dari dalam kamu bisa melihat suasana di luar. Hal menarik lainnya adalah adanya fan gate atau pintu yang jika dibuka akan membentuk ruang langit-langit.

Tingkat kedua atau disebut Jogan merupakan tempat berkumpulnya anggota keluarga laki-laki pemilih rumah. Masuk lebih dalam atau masuk ke dalam Kekijing ketiga, terdapat privasi lebih dibandingkan ruangan sebelumnya. Posisi lantai lebih tinggi dan bersekat. Ruangan tingkat ketiga ini hanya digunakan oleh tamu undangan khusus saat pemilik rumah sedang mengadakan hajatan.

BACA JUGA:4 Fakta Unik Dibalik Objek Wisata Telaga Warna Dieng, Ada Kolam Pemandian untuk Pengobatan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan