Catat, ini Syarat dan Waktu Terbaik I’tikaf Agar Meraih Malam Lailatul Qodar
Ustadz Raji Ibnu Latif-Foto : Dokumen Linggau Pos-
“Paling utama tentunya mendekatkan diri ke Allah SWT. Dan kenapa dilaksanakan diakhir Ramadan, tentu untuk mendapatkan malam lailatul qodar yang waktunya dirahasiakan Allah SWT. Itikaf ini sebetulnya ibadah yang luar biasa, namun sayangnya belum populer. Sehingga umat Islam harus mempopulerkannya. Karena biasanya, diakhir Ramadan kita justru hanya menyiapkan tentang Hari Raya Idul Fitri saja,” ungkap Ustadz Raji.
BACA JUGA:6 Persiapan Muslim Menyambut Ramadhan, Salah Satunya Siapkan Harta
Lalu adakah yang membatalkan itikaf?
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman NU Online, hal yang membatalkan i’tikaf ada 9.
Yaitu, (1) berhubungan suami-istri, (2) mengeluarkan sperma, (3) mabuk yang disengaja, (4) murtad, (5) haidh, selama waktu i’tikaf cukup dalam masa suci biasanya, (6) nifas, (7) keluar tanpa alasan, (8) keluar untuk memenuhi kewajiban yang bisa ditunda, (9) keluar disertai alasan hingga beberapa kali, padahal keluarnya karena keingingan sendiri.
Kapan pun di antara kesembilan perkara itu menimpa seseorang yang beri’tikaf maka batallah i’tikafnya. Dan batal pula kelangsungan dan kelanggengan i’tikaf yang terikat dengan waktu yang berturut-turut.
Sehingga seseorang harus mengawalinya dari awal, meskipun i’tikaf yang telah dilakukannya bernilai pahala selama yang membatalkannya bukan murtad. Sedangkan dalam i’tikaf yang terikat waktu yang tak berturut-turut, maksud batal di sana adalah waktu batal tidak dihitung sebagai bagian dari i’tikaf.
BACA JUGA:Jangan Salah, Begini Cara Membayar Hutang Puasa Ramadhan
Jika ia memulainya lagi, hendaknya memperbaharui niat dan menggabungkannya dengan i’tikaf sebelumnya. Kemudian, dalam i’tikaf mutlak, maksud batal di sana hanya terputus kelangsungan i’tikafnya saja, sehingga tidak bisa disambungkan dengan i’tikaf sebelumnya, tidak pula bisa diperbaharui. Namun, i’tikaf itu dianggap sah dan berdiri sendiri-sendiri.(*)