Intip Tradisi Unik dan Berbeda Rakyat Turki Merayakan Idul Fitri. Nomor 3 dan 4 Beda Dengan Negara Kita
ilustrasi shalat ied di Turki. Foto : Tangkap layar/yezi-Foto-tangkap layar
KORANLINGGAUPOS.ID-Jika dilihat dari sejarahnya, Idul fitri berawal dari zaman Nabi Muhammad SAW. Ketika peristiwa hijrah, Nabi Muhammad tiba di Madinah, ia mengamati ada dua hari yang dirayakan orang-orang dengan penuh sukacita dalam setahun.
Nabi Muhammad SAW menganggap ini sebagai pertanda dari Allah untuk mencatat kedua hari perayaan tersebut.
Yang pertama dikenal sebagai Idul fitri, yaitu perayaan berakhirnya bulan puasa yang jatuh pada 1 Syawal Hijriah, dan Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Zulhijah untuk memperingati peristiwa kurban.
Keduanya dirayakan di Indonesia, tetapi istilah Lebaran digunakan untuk menyebut perayaan Idul fitri yang berlangsung selama dua hari berturut-turut.
BACA JUGA:Idul Fitri 1445 H, Mari Kita Buka Seluas-luasnya Pintu Maaf
Setiap negara memiiki tradisi lebaran tersendiri dan unik, bahkan ada yang bertolak belakang dengan tradisi di negara lain. Seperti juga masyarakat di negara Turki memiliki beberapa tradisi khusus untuk merayakan Idul Fitri, yang tetap dilestarikan hingga kini.
Idul Fitri di Turki dikenal dengan sebutan Ramazan Bayram (Perayaan Ramadan). Idul Fitri disana juga merupakan hari libur nasional.
Pasalnya, jalan-jalan tol dibebaskan dari bea, dan angkutan umum di Istanbul memberikan diskon 50 persen bagi para penumpangnya.
BACA JUGA:Resep Semur Daging Sapi Yang Enak dan Mudah Dibuat, Cocok Jadi Hidangan Spesial Di Hari Raya Idul Fitri 2024
Berikut beberapa tradisi unik masyarakat Turki merayakan Idul Fitri yang KORANLINGGAUPOS.ID kumpulkan dari beberapa sumber :
1. Festival Seker Beyram di masyarakatnya.
Salah satu hal unik yang terus dilestarikan dari negara ini adalah festival gula atau seker bayram. Seker Bayram adalah festival gula, dimana setiap rumah di negara ini menyediakan aneka samilan manis seperti permen, coklat dan lainnya untuk dibagikan saat Idul Fitri tiba.
Anak-anak di Turki membawa camilan manis. Foto : tangkap layar/yezi
Anak-anak dan remaja akan berkeliling mendatangi rumah-rumah tetangga untuk mengucapkan selamat Idul Fitri sambil membawa kantong. Kantong tersebut nantinya akan diisi permen atau jajanan manis lain oleh sang pemilik rumah yang didatangi.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Hp Vivo Rp2 Jutaan Terbaik 2024, Cocok Dipakai Saat Lebaran Idul Fitri
Sayangnya, tradisi seperti ini sudah jarang dilakukan oleh anak-anak yang tinggal di perkotaan.
2. Pagelaran tari dan musik
Meski tak terdengar kumandang takbir, saat hari raya Idul Fitri tiba, banyak warga Turki yang menggelar pertunjukkan tari, musik dan seni tradisional seperti pertunjukan Karagoz dan Hacivat maupun Tari Zeybek dan Tarian Dervish.
Desa-desa di Turki juga akan terlihat begitu semarak dengan hiasan lampu berwarna-warni di berbagai sudut.
3. Tidak ada gema kumandang takbir di masjid-masjid.
Suasana malam lebaran di Turki sama halnya dengan malam-malam hari biasanya. Tidak terdengar alunan takbir di masjid-masjid.
Tentu hal ini sangat berbeda dengan di Indonesia, dimana malam hari saat lebaran dipenuhi dengan suara alunan takbir.
4. Hanya kaum Pria yang melaksanakan shalat Idul Fitri.
Ketika berada di Turki, anda tidak akan melihat kaum perempuan melaksanakan shalat ied di masjid-masjid.. Perbedaan mazhab yang dianut menyebabkan para perempuan tida keluar untuk shalat Ied maupun tarawih di negeri ini.
Di negeri para sufi ini, setiap hari raya Idul Fitri hanya kaum pria saja yang akan berangkat ke masjid untuk menunaikan shalat Ied, sementara kaum perempuan tetap tinggal di rumah menyiapkan makanan untuk merayakan Lebaran.
5. Menggalang dana untuk kaum miskin
Pihak pemerintah di berbagai daerah di seluruh penjuru negeri menyelenggarakan berbagai acara untuk menggalang dana guna membantu masyarakat yang miskin.
Selainmembantu orang-orang yang kurang beruntung, masyarakat juga saling bermaaf-maafan untuk mengakhiri segala permusuhan.
Dalam tradisi lebaran di Turki ini, mereka sarapan dan makan malam bersama dengan orang-orang yang mereka cintai dan juga para tetangga. (*)