Menikmati Masa Liburan Idul Fitri, Ini Nasehat Ketua DPD FORPESS Kota Lubuklinggau Untuk Para Santri

Ketua DPD Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan (FORPESS) Kota Lubuklinggau Ustadz Ahmad Fikri.-Foto: Yezi Fadly-Linggau Pos

KORANLINGGAUPOS.ID - Saat ini ribuan santri yang menuntut ilmu di pondok-pondok pesantren di Kota Lubuklinggau sedang menikmati masa liburan sekolah.

Di bulan Syawal bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri, mayoritas santri pulang liburan ke rumah masing-masing.

Beberapa hari menjelang hari raya Idul Fitri, orang tua santri baik dari dalam kota maupun dari luar kota Lubuklinggau,sudah menjemput anaknya untuk kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga.

Mereka menikmati liburan dan memiliki aktivitas serta rutinitas berbeda dari biasanya di pesantren.

BACA JUGA:Ponpes Modern Uswatun Hasanah Lubuklinggau Sukses Gelar Munaqosah Tahfidz Akbar 2024

Kegiatan di pesantren dengan jadwal teratur dan disiplin tinggi sesaat mereka tinggalkan berganti dengan suasana ‘santai’ dan cenderung lebih bebas.

Mungkin ada saja sebagian dari santri yang beranggapan bahwa waktu liburan adalah waktu untuk bersantai sebagai ganti hari-hari yang mereka telah habiskan dengan belajar.

Namun ada juga sebagian dari mereka yang mengisi waktu liburan dengan kegiatan positif dan bermanfaat bagi diri dan orang lain, baik itu dengan belajar ataupun melakukan kegiatan positif di lingkungan socialnya.

Terkait dengan hal tersebut, Ketua DPD Forum Pondok Pesantren Sumatera Selatan (FORPESS) Kota Lubuklinggau Ustadz Ahmad Fikri punya beberapa nasehat untuk para santri saat dibincangi KORANLINGGAUPOS.ID Jum’at 12 April 2024.

BACA JUGA:PPM Uswatun Hasanah Lubuklinggau Didik Santri Hafal Qur'an dan Siap Berdakwah

Pertama, ia berpesan kepada para santri supaya tidak menjadi tamu dirumahnya sendiri.

Artinya seorang santri ketika kembali ke rumah, ia mesti menerapkan ilmu yang ia dapat selama belajar di pondok, seperti berbakti kepada orang tua dengan membantu pekerjaan orang tua dirumah, bersikap baik kepadanya dan juga kepada anggota keluarga yang lain.

Kedua, buktikan kepada orang tua bahwa kita sudah berubah. Tentunya dengan menyekolahkan anaknya di pesantren, orang tua berharap anaknya menjadi lebih baik, dalam segi ilmu agama, hubungan kepada orang tua, social, dan lain-lain.

“Para santri pun hendaknya bisa menerapkan sikap akhlakul karimah kepada orang tua, teman-teman,dan masyarakat, serta menjaga ibadah mahdah maupun ibadah ghairu mahdah selama liburan.”kata pria yang akrab disapa Buya di Ponpes Modern Uswatun Hasanah yang dipimpinnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan