4 Tahap Menyiapkan Anak Sebagai Pribadi Mandiri

Reporter: HIKMAH |

Editor: M. YASIN |

Minggu , 14 Apr 2024 - 17:58

Anak yang mempunyai sikap mandiri akan tumbuh menjadi anak yang ceria-FOTO : Tangkap layar -Halodoc

Anak mulai melakukan tugas-tugas tertentu dalam arti sebenarnya. Ketika mereka bersekolah atau berlatih, mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan tujuan yang lebih jelas.

Hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sifat mandiri adalah dengan penanaman perilaku sosial. Dimana, manusia pada hakikatnya memerlukan orang tua dalam hidup dan kehidupannya, dalam dunia anak orang lain dicari dan diajak bermain bersama.

Awalnya anak bermain sendiri, kemudian anak mencari teman bermain. Jika anak tidak suka bermain dengan temannya maka perlu dicari alasannya dan anak perlu dijelaskan betapa pentingnya interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Pada masa balita, mereka dikenalkan dengan perilaku sosial yang dapat dilakukan melalui bermain dan permainan. Awalnya dia asyik dengan permainannya sendiri lalu mencari teman sejati.

Hal yang perlu diingat adalah untuk membentuk pola perilaku sosial, anak harus dilatih dan diberi informasi.

Bagaimana bersikap yang pantas terhadap diri sendiri, bagaimana bersikap ketika berhadapan dengan orang lain, orang dewasa, dan teman sebaya.

Hal ini dapat diwujudkan melalui lingkungan utama yaitu keluarga, karena keluarga merupakan cerminan bagi anak. (*)

4 tahap menyiapkan anak sebagai pribadi mandiri                            lubuklinggau, koranlinggaupos.id - sebagai orang tua, kamu pasti menginginkan yang terbaik untuk si kecil, salah satunya agar anak bisa mandiri. 
memperhatikan dan mencukupi kebutuhannya merupakan salah satu cara orang tua mengungkapkan rasa sayang. namun, untuk memberikan si kecil kesempatan sukses dalam hidupnya, kamu juga perlu melatihnya.
terkadang muncul pertanyaan dibenak orang tua, mengapa anak saya tidak mandiri? apa yang salah? apakah aku terlalu memanjakan? mengapa anak saya selalu meminta bantuan? nah, mari kita simak pembahasan mengenai hal ini.
retnoriani, m.si, psikolog, rsj daerah provinsi lampung menyatakan, perilaku mandiri atau independent adalah perilaku melakukan sesuatu sendiri atau menjaga diri sendiri. 
baca juga:wujudkan generasi mandiri, cerdas dan berprestasi 
berikut ciri-ciri perilaku mandiri antara lain, ada inisiatif, berusaha mengatasi hambatan-hambatan yang ada pada lingkungannya, berusaha melakukan aktivitas menuju kesempurnaan, memperoleh kepuasan dari pekerjaan, lakukan tugas rutin sendiri.
davis menyatakan bahwa orang yang kreatif menunjukkan perilaku yang lebih mandiri dibandingkan dengan perilaku orang yang kurang kreatif. untuk mengembangkan perilaku mandiri diperlukan kondisi yang dapat memberikan kebebasan untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.
untuk dapat membentuk anak yang berperilaku mandiri, harus diciptakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.
anak yang mempunyai sikap mandiri akan tumbuh menjadi anak yang ceria, anak yang mandiri akan merasa mampu melakukan sesuatu tanpa rasa takut, dimarahi atau dilarang oleh orang tuanya.
baca juga:asah keterampilan dan kemandirian anak, sdn 4 muara beliti ikut kemah beraksi 
mereka akan senang bermain atau mencoba sesuatu yang mereka inginkan. mereka tidak mengalami perasaan frustasi, menahan diri atau takut terhadap orang tuanya.
anak yang aktif adalah mereka yang berani bertindak sendiri tanpa harus didampingi atau diperhatikan oleh orang tua atau pengasuh.
anak yang mampu memecahkan masalah adalah mereka cenderung berusaha tanpa harus meminta bantuan, sesuai dengan kemampuannya.
adapun ciri-ciri anak mandiri antara lain, memiliki sikap inisiatif, aktif, memiliki perasaan puas terhadap apa yang dilakukannya, mampu melaksanakan kewajibannya sendiri tanpa harus diminta atau diingatkan terus-menerus.
baca juga:tips pentingnya menjaga kemandirian dalam pernikahan agar hubungan tetap sehat!
hal-hal yang menghambat sifat mandiri antara lain, ibu atau orang tua yang terlalu protektif atau overprotektif, belum ada pedoman atau arahan mengenai pengembangan sifat mandiri anak, adanya konflik antara orang tua sendiri atau ada sikap persetujuan dari anak, kebutuhan psikologis anak tidak terpenuhi.
menurut bandura seorang anak tumbuh dan berkembang melalui 2 proses yaitu proses asimilasi atau peniruan misalnya, jika orang tua menjanjikan hal-hal baik kepada orang lain, maka anak juga akan mengatakan hal-hal baik kepada orang lain.
sementara proses identifikasi yaitu kelanjutan dari proses asimilasi, anak sudah memiliki sikap yang baik terhadap orang lain, tidak lagi sekedar meniru.
berikut hal-hal yang perlu diperhatikan seperti, anak-anak bukanlah orang dewasa mini, dunia anak-anak adalah dunia bermain, setiap anak itu unik, merangsang anak untuk berpikir divergen.
baca juga:tahun ini, wbp lapas narkotika muara beliti dilatih keterampilan kemandirian yang bersertifikat
tahapan tumbuh kembang anak yang perlu orang tua perlu ketahui:
1. tahapan pra-mandiri 0 – 1,5 tahun
pada tahap ini, anak membutuhkan rasa aman, perasaan terlindungi yang memungkinkan anak tumbuh rasa percaya diri bahwa dunia di sekelilingnya aman.
2. tahap swadaya 1,5 – 3 tahun
baca juga:tingkatkan transaksi di pln mobile, pln uid s2jb kerjasama bersama bank mandiri
anak-anak mencoba menjelajahi dunia di sekitar mereka. ia bisa berjalan, melempar, memukul, menendang, sehingga rasa percaya dirinya bisa tumbuh. jika dilarang atau dicegah, ia kurang percaya diri dan penuh keraguan
3. tahap swakarsa tahap 3 – 6 tahun
anak-anak mulai mengembangkan berbagai pertanyaan. mulai kritis, protes, keras kepala, dan sebagainya. peluang memperoleh informasi dan pengetahuan baru sangat dibutuhkan pada tahap perkembangan ini.
4. tahap swakarya 6 – 12 tahun
baca juga:3 cara transfer bank mandiri ke dana paling mudah dan anti ribet!
anak mulai melakukan tugas-tugas tertentu dalam arti sebenarnya. ketika mereka bersekolah atau berlatih, mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan tujuan yang lebih jelas.
hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sifat mandiri adalah dengan penanaman perilaku sosial. dimana, manusia pada hakikatnya memerlukan orang tua dalam hidup dan kehidupannya, dalam dunia anak orang lain dicari dan diajak bermain bersama.
awalnya anak bermain sendiri, kemudian anak mencari teman bermain. jika anak tidak suka bermain dengan temannya maka perlu dicari alasannya dan anak perlu dijelaskan betapa pentingnya interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
pada masa balita, mereka dikenalkan dengan perilaku sosial yang dapat dilakukan melalui bermain dan permainan. awalnya dia asyik dengan permainannya sendiri lalu mencari teman sejati.
baca juga:ternyata ini loh permainan yang dapat membantu kecerdasan anak
hal yang perlu diingat adalah untuk membentuk pola perilaku sosial, anak harus dilatih dan diberi informasi.
bagaimana bersikap yang pantas terhadap diri sendiri, bagaimana bersikap ketika berhadapan dengan orang lain, orang dewasa, dan teman sebaya.
hal ini dapat diwujudkan melalui lingkungan utama yaitu keluarga, karena keluarga merupakan cerminan bagi anak.  (*)

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi Linggau Pos, SENIN, 15 APRIL 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan