Jembatan Musi III Konsep Terowongan Bawah Air
Wow! Ada Proyek Terowongan Bawah Sungai di Sumatera Selatan: Terinspirasi Trowongan di Boston AS. -Foto : Rakyat Empat Lawang-
PALEMBANG, KORANLINGGAUPOS.ID - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sudah lama merencanaakkan akan membangun jembatan Musi III dengan sistem immersed tunnel atau jembatan terowongan bawah air.
Rencana itu sudah dimulai sejak tahun 2014. Lokasinya di Pangkalan Pertamina yang melitasi Pulau Kemarau dan dibagian ilir berada di wilayah Sungai Batang Kecamatan Air Sugian Kabupaten Ogan Komering Ilir.
dikutif dari Rakyat Empat Lawang, pembangunan terowongan bawah sungai sebagai alternatif yang lebih ekonomis daripada jembatan konvensional.
Proyek ini muncul sebagai solusi atas biaya tinggi yang diperlukan untuk membangun jembatan melintasi Sungai Musi, yang mencapai 6,6 km dengan tiang setinggi 70 meter.
BACA JUGA:Bulog Jamin Stok Beras Cukup Untuk Tiga Wilayah
Pilihan pembangunan terowongan bawah sungai muncul setelah pertimbangan atas opsi jembatan senilai Rp10,2 triliun.
Meskipun ada opsi lebih murah sekitar Rp8,73 triliun, dengan panjang 4,2 km dan tiang setinggi 50 meter, terowongan dianggap sebagai solusi yang lebih efisien.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Sumsel 2014, Rizal Abdullah, terowongan bawah sungai memiliki keunggulan dalam hal penggunaan lahan yang lebih sedikit dibandingkan dengan jembatan konvensional.
Selain itu, proses pembangunannya dianggap lebih sederhana karena tidak memerlukan desain yang rumit.
BACA JUGA:Ini Kelebihan dan Kekurangan Sistem OSS
Kelebihan lainnya adalah terowongan dinilai sesuai dengan kondisi tanah yang labil dan mampu menahan goncangan gempa berkekuatan tinggi.
Sebagai tambahan, proyek ini diinspirasi oleh beberapa terowongan terkenal di dunia, seperti Ted Williams Tunnel di Boston, Amerika Serikat, Öresund Crossing di Denmark, Thomassen Tunnel di Belanda, dan Thu Thiem Tunnel di Vietnam.
Rencana ini muncul sebagai alternatif karena proyek Jembatan Musi III terus tertunda sejak 2010, terutama karena kendala pembebasan lahan dan biaya yang besar.
Dengan demikian, terowongan bawah sungai menjadi solusi yang lebih layak dan dapat menjadi sarana penghubung efektif di Sumatera Selatan.