Depresi Picu Bunuh Diri, Berikut Cara Mengidentifikasi Gejala dan Mencegahnya
Sebab orang yang rentan depresi kebanyakan wanita, kemungkinan hal ini dipengaruhi ketidakseimbangan hormonal misalnya adanya depresi prahaid, pasca melahirkan dan postmenopause.-Foto : Doc. Cantika-
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Masyarakat menilai bahwa individu yang stress kemudian depresi dan bunuh diri adalah akibat semata-mata hanya karena ’lemah mental’ hingga’lemah iman’.
Sangat sedikit orang yang mengetahui bahwa pada depresi terdapat gangguan neurobiologik dan neurokimiawi di otak.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Ahad 7 Januari 2024, menurut pendekatan Psikiatri terdapat beberapa faktor penyebab depresi, yaitu mulai dari faktor genetik sampai dengan faktor non-genetik.
Faktor genetik, seperti gangguan neurokimiawi, gangguan neuroendokrin , hingga perubahan neurofisiologi. Sedangkan faktor non-genetik (psikososial) adalah seperti kehilangan obyek yang dicintai, hilangnya harga diri, distorsi kognitif serta ketidakberdayaan yang dipelajari (pola asuh keluarga yang depresif).
BACA JUGA:Perangkat Desa Ditemukan Tak Bernyawa, Diduga Minum Racun
Apa saja yang bisa memperbesar kemungkinan seseorang depresi?
Pertama seseorang makin besar potensi depresi ketika dia adalah wanita.
Sebab orang yang rentan depresi kebanyakan wanita, kemungkinan hal ini dipengaruhi ketidakseimbangan hormonal misalnya adanya depresi prahaid, pasca melahirkan dan postmenopause.
Kedua seseorang makin besar potensi depresi ketika masih usia muda. Frekuensi tertinggi pada usia produktif sekitar 20-40 tahun. Meskipun demikian, depresi juga dapat terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.
Ketiga seseorang rentan depresi ketika status perkawinannya hancur, bisa bercerai atau berpisah bila dibandingkan dengan yang menikah atau lajang.
BACA JUGA:Daripada Berpolemik, Simak 3 Aturan Perangkingan Penentu Kelulusan dan Penempatan PPPK
Keempat, masyarakat kota menurut penelitian memiliki angka depresi yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat pedesaan.
Faktor berikutnya adalah latar belakang keluarga yang memiliki riwayat hidup depresif, bunuh diri dan pecandu alkohol.
Selanjutnya adalah faktor kepribadian, yaitu individu dengan kepribadian yang lebih tertutup, mudah cemas, hipersensitif, serta lebih bergantung pada orang lain sehingga akan lebih rentan terhadap depresi.