3 Gaya Parenting yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Suara keras orang tua terhadap anak dapat memutus beberapa sambungan di otaknya sehingga dapat memperlambat kinerja otak sang anak.-Foto : Dokumen -Hai Bunda
Parenting merupakan kegiatan yang dilakukan orang tua (ibu dan ayah) yang secara spesifik mengacu pada kegiatan mengasuh, membimbing, serta mendidik anak.
KORANLINGGAUPOS.ID - Singkatnya, parenting merupakan pola asuh orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara yang baik dan benar.
Orang tua merupakan madrasah atau tempat pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, sebelum membimbing dan mengasuh anak, orang tua harus memiliki ilmu terlebih dahulu.
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari ceramah Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra (Ning Imaz) dalam kanal Youtube NU Online menjelaskan bahwa ada 3 macam parenting yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
BACA JUGA:Begini Lho Model Parenting Era Digital
Pertama, tidak meninggikan suara.
Rasulullah SAW tidak pernah meninggikan nada suaranya ketika berbicara terhadap siapa pun, termasuk dengan anaknya. Ia selalu bertutur kata dengan lembut kepada siapa pun.
Ning Imaz kemudian menjelaskan bahwa dalam beberapa penelitian jurnal mengatakan, suara keras orang tua terhadap anak dapat memutus beberapa sambungan di otaknya sehingga dapat memperlambat kinerja otak sang anak.
“Tindak lampah Nabi (sunnah) di sini sangat luar biasa sekali hikmahnya. Jadi hanya sekadar meninggikan suara saja, itu mampu memberikan efek buruk kepada anak. Makanya Nabi di sini mencontohkan beliau tidak pernah meninggikan suara kepada anak,” ujar Ning Imaz.
BACA JUGA:Parenting di SDN 28 Lubuklinggau, ini Pesan Penting Psikolog RS Siti Aisyah
Kedua, memilih waktu yang tepat untuk memberikan nasihat
Rasulullah SAW ketika ingin memberikan ilmu dan nasihat kepada para sahabatnya tidak melakukannya setiap saat. Dalam artian, nabi mengambil waktu-waktu yang tepat dalam memberikan nasihat kepada para sahabatnya.
Hal ini tentu bisa diaplikasikan dalam ilmu parenting, yakni bahwa orang tua harus memperhatikan waktu untuk menasehati anaknya, tidak melakukannya setiap saat agar anak tidak merasa terkekang.
Dalam ilmu parenting Imam Ghazali dikatakan bahwa ketika seorang anak terus-terusan diberi nasihat, maka dia akan kebal dan muak dengan nasihat tersebut. Oleh sebab itu, penting sekali orang tua memilih dan memilah waktu kapan sekiranya mampu menemukan waktu untuk memberikan nasihat kepada anak-anaknya.