Jumlah Rawa di Palembang Sebelumnya Mencapai 7.000 Hektar Sekarang 2.000 Hektar
Banjir di Palembang salah satu penyebabnya dikarenakan jumlah rawa yang sudah banyak berkurang. -Foto: Naba/sumeks.co-
PALEMBANG, KORANLINGGAUPOS.ID - Jumlah rawa di Kota Palembang terus berkurang seiring dengan pesatnya perkembangan kota.
Semakin berkurangnya jumlah rawa membawa petaka bagi warga Palembang. Betapa saat musim hujan banjir di mana-mana.
Guru Besar Universitas Sriwijaya Bidang Drainase Pertanian, Prof Momon mengatakan penyebab banjir di Kota Palembang salah satunya dikarenakan jumlah rawa yang sudah banyak berkurang.
"Jumlah rawa di Palembang sebelumnya mencapai 7.000 hektar. Namun saat ini hanya tersisa 2.000 hektar, mengalami penurunan sebanyak 5 ribu hektar dalam 10 tahun terakhir," katanya Minggu 25 Februari 2024 dikutif dari SUMEKS.CO Senin 26 Februari 2024.
BACA JUGA:Warga Heboh Ada Buaya di Sungai Musi
Momon menjelaskan, meskipun rawa ini semula merupakan tempat atau habitat air, alih fungsi lahan telah menyebabkan kehilangan fungsi rumah airnya.
Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, yang mengubah rawa menjadi lahan datar.
"Pembuatan master plan buku biru untuk mengatasi banjir yang dapat disiapkan hingga 30 tahun ke depan, sehingga setiap Wali Kota yang akan datang hanya perlu melaksanakannya," jelasnya.
Sementara, Kepala Dinas PUPR Ahmad Bastari mengatakan bahwa lebih dari 600 sungai di Palembang telah menghilang dalam 100 tahun terakhir.
BACA JUGA:Sulit Menjangkau Semua UMK Ini yang Dilakukan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
Sementara rawa yang masih ada kini hanya sekitar 2.000 hektar. Situasi ini menjadi penyebab banjir di Palembang.
"Kurangnya sungai menyulitkan aliran air masuk ke pemukiman," katanya.
Dilanjutkan Ahmad Bastari, ahli sejarah dan Budayawan menyatakan bahwa 100 tahun lalu, Palembang memiliki 726 sungai. Namun, saat ini hanya tersisa 114 sungai dengan 612 sungai menghilang.
"Banyak sungai mengalami kehilangan karena volume airnya tetap. Namun tempat alirannya berkurang, sehingga air masuk ke pemukiman, jalan, dan area lainnya," tutupnya.(*)