Kenapa Shalat Witir Harus Ganjil? Ini Jawabannya
Shalat witir merupakan salah satu amalan sunnah dalam jumlah rakaat ganjil yang biasanya dilakukan setelah shalat tarawih di bulan Ramadan.-Foto : Tangkap layar -NU Online
LUBUKLINGGAU, KORANLINGGAUPOS.ID - Shalat witir merupakan shalat sunnah yang sering dilakukan oleh Rasulullah dan mempunyai banyak manfaat. Shalat witir dilaksanakan setelah salat Isya sampai terbit fajar shadiq (cahaya tampak pada waktu fajar sebagai batas antara akhir malam dan awal pagi, red).
Shalat witir ini biasanya dilakukan setelah salat tarawih di bulan Ramadhan. Witr artinya ganjil, karena shalat witir harus dilakukan dalam jumlah rakaat ganjil.
Mengapa umat muslim harus melaksanakan shalat witir?
Seperti sabda Nabi yang artinya: Berwitirlah kalian semua, wahai ahli Alquran, karena sesungguhnya Allah itu ganjil, dan menyukai hal-hal yang ganjil (HR Khuzaimah).
BACA JUGA:Sambut Ramadhan 2024, WBP Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti Laksanakan Sholat Terawih
Sedangkan waktu yang paling baik dilakukan adalah di penghujung malam, tepatnya sebagai penutup seluruh salat malam.
Hal ini berdasarkan hadis Nabi yang artinya: Jadikanlah akhir shalat kalian semua di malam hari dengan dengan shalat witir (Syekh Wahbah Zuhaili, al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Bairut: Darul Fikr, Damaskus, 2010], juz II, h. 185).
Dikutip KORANLINGGAUPOS.ID dari laman NU Online, salat sunnah witir tidak memiliki jumlah rakaat tertentu. Artinya orang yang ingin melaksanakannya tidak diwajibkan melakukannya dalam rakaat tertentu. Ia boleh berbuat semaunya asalkan kumpulannya ganjil, sesuai dengan namanya witir (ganjil). Dia boleh mengerjakan satu rakaat, tiga rakaat, atau lima rakaat, dan seterusnya.
Hal ini sebagaimana disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis yang artinya: (Shalat) witir adalah hak bagi semua umat Islam, maka barang siapa yang suka untuk melakukan witir dengan lima rakaat, maka lakukanlah. Barang siapa yang suka melakukan witir dengan tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan, barang siapa yang yang suka melakukan shalat witir dengan satu rakaat, maka lakukanlah (HR Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).
BACA JUGA:Pengurus Masjid Agung Palembang Tetapkan Imam Sholat Tarawih
Hanya saja, para ulama berbeda pendapat dalam menyikapi jumlah rakaat. Sebab, ragam takaran yang biasa dilakukan umat Islam saat menunaikan shalat witir sangat bervariasi dan berbeda-beda. Oleh karena itu, ada beberapa rakaat yang lebih baik dari yang lain, ada juga beberapa rakaat yang sangat baik.
Habib Zain bin Ibrahim bin Sumaith dalam kitab Taqrirat as-Sadidah menjelaskan bahwa jumlah minimal rakaat dalam shalat witir adalah satu rakaat. Namun makruh jika dilakukan terus menerus tanpa ada alasan apapun. Shalat witir yang berjumlah tiga rakaat lebih baik dari satu rakaat, sedangkan yang paling sempurna adalah mengerjakannya sampai sebelas rakaat (Habib Zain Ibrahim bin Sumaith, Taqriratus Sadidah, [Darul Ilmi wad Dakwah, Tarim , 2003], halaman 281-282).
Inilah bacaan surat ketika hendak melaksanakan shalat witir sebagai berikut:
Pertama, jika shalatnya satu rakaat maka bacaan surah yang dianjurkan adalah membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Nas setelah membaca surah Al-Fatihah.