Hindari Kebiasaan Ini jika Tidak Ingin Terkena Kanker Payudara

Pemeriksaan sejak dini penting dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.-Foto : -Net

KORANLINGGAUPOS.ID - KANKER Payudara musuh terbesar wanita saat ini. Sayangnya, ternyata sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti kanker payudara. Yang diketahui saat ini hanya faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara.

Kanker payudara seringkali sulit terdeteksi pada tahap awal karena ukurannya yang kecil. Benjolan baru dapat teraba jika ukurannya cukup besar. Meski demikian, tidak semua benjolan di payudara berarti kanker. Oleh karena itu, pemeriksaan sejak dini penting dilakukan guna memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes RI ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit kanker payudara. 

Pertama factor usia. Perlu diketahu resiko kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kedua riwayat keluarga. Ketika kita memiliki anggota keluarga dekat yang telah atau sedang mengidap kanker payudara maka dapat juga meningkatkan risiko. Ketiga factor mutasi genetic, dimana adanya mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko kanker payudara.

BACA JUGA:Tahu Makanan yang Ditakuti Sel Kanker, ini Buktinya

Keempat ada riwayat pribadi. Jika seseorang telah memiliki kanker payudara pada satu payudara, risiko untuk mengembangkan kanker pada payudara lainnya juga meningkat.

Ada juga faktor hormonal, yakni seperti menstruasi yang dimulai pada usia yang lebih muda, menopause yang terlambat, atau penggunaan terapi hormon pengganti setelah menopause dapat memengaruhi risiko kanker payudara.

Lalu apa saja gejala jika kita mengidap kanker payudara. Diantaranya adanya benjolan atau perubahan bentuk pada payudara. Pembengkakan pada ketiak. Perubahan pada kulit payudara, seperti kemerahan atau pengkerutan. Perubahan pada puting susu, seperti retraksi atau keluarnya cairan serta timbul rasa nyeri atau ketidaknyamanan pada payudara.

Biasanya Dokter akan memeriksa payudara dan kelenjar getah bening di sekitarnya sebelum mendiagnosis. Selanjutnya emeriksaan menggunakan sinar-X untuk mendeteksi adanya perubahan atau benjolan pada payudara. Dilakukan juga USG Payudara untuk memperjelas gambaran pada mamografi atau mengevaluasi benjolan yang teraba pada payudara.

BACA JUGA:10 Manfaat Buah Delima Bagi Kesehatan, Dari Mencegah Kanker Sampai Menjaga Kesehatan Otak

Selanjutnya dilakukan Biopsi, pengambilan sampel jaringan dari area yang mencurigakan untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Bagaimana kita bisa mencegah timbulnya kanker payudara. Pertama tentunya harus lakukan pemeriksaan secara rutin untuk deteksi dini. Bisa juga melakukan pemeriksaan payudara sendiri, pemeriksaan medis rutin, serta mamografi berkala dapat membantu dalam deteksi dini kanker payudara.

Selanjutnya yang tidak kalah penting, terapkan gaya hidup sehat. Coba mulai mengadopsi pola makan sehat, menjaga berat badan yang sehat, berolahraga secara teratur, dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol berlebihan. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kanker payudara.

Perlu diingat, Kanker payudara merupakan kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan atau memiliki faktor risiko, segera konsultasikan ke dokter untuk diagnosis dan perawatan yang tepat. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, ikuti saran dokter, dan jaga gaya hidup sehat sebagai langkah pencegahan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan