Menurut Yuda, sejak Januari 2024 kan ada bimbingan haji dari KBIH.
Dalam bimbingan haji ini, ada juga perkataan para pembimbing sebagaimana hadits ‘Barang siapa yang berangkat haji dan umrah, lalu meninggal (dalam perjalanan), Allah akan membalasnya berupa bahala haji dan umrah sampai hari kiamat. Dan siapa yang mati di salah satu tanah terlarang, maka dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban, maka akan dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke Surga’,
Sejak saat itu, almarhum kerap berkata ‘Enak ya kalau meninggal di sana’.
“Jadi dari awal memang beliau pengen tinggal di sana (Madinah atau Mekkah). Termasuk saat mudik lebaran ke Palembang pas mau pulang ke Lubuklinggau dia bilang ke tetangga sebelah di Palembang, Mei ini beliau mau berangkat haji.
Kata beliau, “Enak yo kalau ninggal di sano.”
Begitu kata ayah sama tetangga. Meski tetangga bilang, "Jangan dulu pak. Cucung masing kecik-kecik,” ungkap Yuda menirukan perbincangan sang ayah dan tetangganya.
Almarhum memang masih memiliki cucu 3 orang yang kecil-kecil dan butuh perhatian.
Namun mendengar kata-kata tetangganya, almarhum hanya senyum saja.
BACA JUGA:Ini 7 Tempat Terlarang Dilewati Jemaah Tanpa Izin Haji. Yang Melanggar, Bersiap Dideportasi !
Termasuk ketika mau berangkat haji, kata Yuda, sang ayah juga sudah minta maaf dengan tetangga kanan kiri rumah.
“Beliau minta maaf jika ada salah. Takutnya idak bisa balek lagi (ke Lubuklinggau),” tutur Yuda.
Kata-kata sang ayah ini menurut Yuda sebagai keinginan almarhum meninggal di sana. Apalagi kondisi dada yang sering sakit dan sesak.
Yuda mengaku sangat kehilangan ayah panutan. Semasa hidupnya, sang ayah yang merupakan pensiunan Pegawai KPPN Lubuklinggau kerapkali berpesan soal ibadah.
BACA JUGA:Kuota Haji Sudah Penuh, Jubir Kemenag Ingatkan Resiko Besar Bagi Pelaku Haji Ilegal
“Pesan beliau itu sederhana, jangan tinggal Shalat 5 Waktu. Dan beliau mencontohkan itu pada kami. Dengan shalat 5 waktu terus di masjid,” tutur Yuda.