Saat ini lanjutnya yang dirasakan pengguna vape paling sering batuk dan merasa nafasnya tidak enak.
"Bahayanya itu jika ada penyakit penyerta. Saya punya pasien karena sering menghisap vape kambuh asmanya," tegasnya.
Untuk itu ia berpesan khususnya kepada anak-anak muda di Lubuklinggau untuk setop menghisap vape.
"Setop menggunakan vape karena jauh lebih berbahaya dari rokok biasa. Namun bukan berarti kalian lebih baik merokok konvensional juga. Intinya, setop merokok, mau itu rokok konvensional maupun rokok elektrik. Masih banyak trend yang positif yang bisa diikuti yang lebih sehat untuk tubuh kita," pesannya.
BACA JUGA:Ini Bahaya Vape Bagi Kesehatan Tubuh Yang Harus Anda Tahu
Sementara dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Vape mengandung berbagai bahan kimia yang berpotensi membahayakan.
Salah satu contoh adalah diacetyl, yang sering digunakan untuk memberikan rasa mentega pada uap. Diacetyl terkait erat dengan penyakit paru-paru yang serius, seperti bronkiolitis obliterans, yang dikenal juga sebagai "popcorn lung".
Selain itu, ketika cairan vape dipanaskan proses ini dapat menghasilkan aldehida seperti formaldehida yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu penyakit kanker. Walaupun tingkat karsinogen ini lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional, risiko kesehatan tetap ada, terutama dengan penggunaan jangka panjang.
Kecenderungan remaja untuk mencoba vaping menjadi perhatian khusus. Nikotin yang ada dalam sebagian besar cairan vape dapat menyebabkan ketergantungan dan memiliki dampak negatif pada perkembangan otak remaja.
BACA JUGA:Siapa Sangka 5 Makanan Ini Bantu Hentikan Kebiasaan Merokok
Selain itu, studi menunjukkan bahwa remaja yang mulai dengan vaping memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk beralih ke rokok konvensional, menempatkan mereka pada risiko kesehatan tambahan.
Vaping juga dapat memberikan dampak negatif pada sistem kardiovaskular. Nikotin meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, yang bisa berujung pada masalah jantung.
Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa vaping dapat memicu respons inflamasi dalam tubuh yang berisiko terhadap kesehatan jantung.
Dampak terhadap sistem respirasi atau pernapasan juga signifikan. Meskipun vaping mungkin tidak menghasilkan tar seperti rokok konvensional, uapnya dapat menyebabkan iritasi dan peradangan di saluran pernapasan, serta mempengaruhi fungsi paru. (*)